KABAR PRIANGAN - Imbas dari kenaikan harga telur di pasaran yang saat ini mencapai Rp30.000 per kilogram, dirasakan langsung sejumlah pedagang yang menggunakan bahan baku telur.
Para pedagang tersebut resah karena pendapatan menjadi menurun akibat harus mengeluarkan uang lebih untuk bahan baku telur. Sementara harga jual tidak bisa dinaikkan.
Salah seorang pedagang martabak telur di kawasan Jalan Sutisna Senjaya Kota Tasikmalaya, Saepul Adam (35), mengaku cukup resah menyiasati biaya operasional untuk pembelian bahan baku terutama telur.
Ia menyebutkan, dalam sehari bisa menghabiskan telur sampai 20 kilogram.
"Dengan kenaikan harga telur kami merasa resah apalagi jika naik terus karena tidak serta merta harga martabak harus naik. Jika harga martabah naik maka secara tidak langsung akan dikeluhkan pelanggan," ujar Saepul, Jumat 9 Desember 2022.
Ia pun hanya bisa pasrah dengan kondisi harga yang cukup signifikan. Ia berharap harga bisa kembali normal. "Dalam sehari produk jualan saya bisa menghabiskan telur sampai 20 kilogram. Telur naik pasti imbas terhadap margin jadk lebih sedikit. Harapan saya harga telur kembali normal maksimal di angka Rp20.000-Rp22.000," katanya.
Hal senada dikatakan salah seorang pedagang nasi goreng, Sumarno, terkiat kenaikan harga telur. Setiap malam jualan nasi gorengnya bisa menghabiskan telur hingga 10 kilogram. "Dengan kenaikan harga telur tentu sangat menyulitkan karena penghasilan semakin melorot," katanya.