Apakah Anda Suka Menimbun Barang Bekas? Berikut 5 Fakta Menarik Hoarding Disorder

9 Oktober 2023, 15:53 WIB
Ilustrasi gangguan penimbunan barang. /Instagram/@hoarding.support/

KABAR PRIANGAN - Menyimpan barang berharga adalah hal yang wajar. Namun, jika Anda kesulitan membuang barang, dan sebagian besar ruangan dipenuhi barang bekas sehingga sulit bergerak di dalam rumah, sebaiknya waspadai gangguan penimbunan.

 

Gangguan penimbunan tergolong dalam gangguan jiwa. Gangguan ini begitu memprihatinkan bahkan sampai dibuat acara serial reality show-nya di televisi.

Apakah kamu pernah melihatnya? Beberapa postingan di media sosial pun viral memperlihatkan kamar kos yang penuh sesak dan kotor ketika digeledah oleh pemilik kosannya.

Tanpa basa-basi lagi, simak beberapa fakta mengenai istilah hoarding disorder atau bisa di sebut gangguan penimbunan barang:

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Kuliner di Sumedang yang Hits. Sajikan Makanan Pedas Bikin Mata Melotot!

1. Gangguan penimbunan berbeda dengan gangguan kolektor

Berbeda dengan kolektor yang gemar mengoleksi barang-barang tertentu (perangko, uang kuno, lukisan tertentu, dan lain-lain), hoarding disorder sebenarnya adalah sebuah “hobi” di mana orang menimbun barang-barang yang seharusnya bisa sudah tidak layak disimpan dan digunakan bisa saja barang tersebut sudah menjadi sampah.

Menurut American Psychiatric Association (APA), penderita gangguan ini mengalami kesulitan dalam membuang atau memberikan harta benda sehingga menyebabkan gangguan pada kehidupannya.

Laporan dalam Journal of Front Psychiatry (2017) menyebutkan bahwa masalah kesehatan mental ini menimpa sekitar 2 hingga 5 persen populasi dikalangan manusia.

Gangguan menimbun seringkali lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita, dan lebih sering terjadi pada orang dewasa berusia antara 55 dan 94 tahun dibandingkan pada anak muda.

Baca Juga: Memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia 10 Oktober 2023. Berikut Tips Rawat Kesehatan Mental

2. Orang yang terkena dampak memiliki ikatan khusus terhadap harta miliknya

Orang dengan gangguan penimbunan menyimpan barang secara sembarangan dan menempatkannya secara sembarangan di ruangan berbeda di rumah.

Dalam kebanyakan kasus, mereka merasa bahwa barang-barang yang mereka simpan memiliki nilai sentimental atau berpikir bahwa barang-barang tersebut akan berguna di masa depan.

Bahkan, beberapa dari mereka melaporkan bahwa tinggal di dekat objek tersebut menjadi lebih tenang dan aman.

Dengan banyaknya barang yang disimpan, dia dan orang di sekitarnya akan kesulitan beraktivitas.

Belum lagi, rumahnya mungkin sulit dibersihkan dan lama kelamaan dapat mengancam kesehatan fisik Anda.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Kuliner Legend di Sumedang, Lokasinya Luas dan Nyaman. Berikut Rekomendasinya!

3. Tidak hanya barang tetapi ada juga yang menimbun hewan

Pada gangguan penimbunan, seseorang tidak hanya suka menimbun barang tetapi juga hewan.

Faktanya, dilaporkan sebanyak 250.000 hewan terkena dampak penimbunan hewan setiap tahunnya.

Menurut ulasan Karen L. Cassiday, PhD, dari Anxiety Treatment Centers of America, pasien yang menderita gangguan ini sering kali harus memelihara hewan dalam jumlah besar, bahkan ratusan, agar hewan tersebut tetap aman.

Kenyataannya, hewan-hewan ini terabaikan dan tidak dirawat dengan baik.

Baca Juga: Resep Ayam Bumbu Bali Tanpa Santan Kaya Rempah! Makanan Pendamping Nasi yang Gurih, Pedas dan Nikmat

4. Tanda-tandanya mungkin muncul di usia remaja

Penelitian menunjukkan bahwa tanda-tanda gangguan penimbunan dapat diamati pada tingkat subklinis pada masa remaja awal atau remaja. Efek dari gangguan ini bisa memburuk seiring bertambahnya usia.

Selain itu, gangguan penimbunan dikatakan lebih mungkin berkembang pada masa dewasa akhir atau usia paruh baya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi berkisar dari kepribadian, riwayat keluarga, hingga pengalaman hidup yang penuh tekanan.

Ini termasuk pengalaman stres seperti kehilangan orang yang dicintai atau peristiwa traumatis lainnya.

Gangguan fungsional seperti terbatasnya ruang hidup, isolasi sosial, perselisihan keluarga atau perkawinan, kesulitan keuangan, dan risiko kesehatan.

Baca Juga: Kemarau Melanda, Situ Gede Kota Tasikmalaya Jadi Padang Rumput Hijau yang Indah. Mendadak Jadi Spot Menarik

5. Penyebabnya masih belum diketahui dan dapat menimbulkan berbagai masalah

Menurut Mayo Clinic, penyebab pasti terjadinya hoarding disorder masih belum diketahui sehingga sulit mencari cara untuk mencegahnya. Namun, sama seperti penyakit mental lainnya.

Mengobati gejala segera setelah muncul dapat mencegah memburuknya gangguan tersebut.

Gangguan ini dapat menimbulkan banyak masalah jika tidak ditangani secara serius.

Selain itu, gangguan ini biasanya disertai dengan masalah kesehatan lain seperti masalah penglihatan, depresi, kecemasan, hiperaktif, dan alkoholisme. Masalah lainnya termasuk konflik keluarga, gangguan isolasi sosial, prestasi kerja, dan cedera.

Kecenderungan menimbun barang juga bisa menjadi tanda kondisi medis yang mendasarinya, seperti gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan kecemasan jenis lain, depresi, atau demensia.

Apa yang harus Anda lakukan jika Anda atau orang lain yang Anda kenal menderita kelainan ini?

Baca Juga: Anti Gagal! Inilah Resep Sempol Ayam yang Simple. Cocok Jadi Ide Jualan atau Sekedar Cemilan di Rumah

Jangan ragu menyemangati mereka untuk menemui psikolog atau psikiater. Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan yang diperlukan untuk mengetahui, antara lain, seberapa besar gangguan hoarding mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Pilihan pengobatan termasuk terapi perilaku kognitif. Tergantung pada penyakit yang mendasarinya, obat-obatan seperti antidepresan.

Meskipun mungkin tampak unik atau mengejutkan pada awalnya, gangguan penimbunan dapat berdampak pada kualitas hidup dan kesehatan pasien, baik secara fisik maupun mental.

Oleh karena itu, berkonsultasi dengan psikiater merupakan langkah yang tepat. Jangan sekali kali Anda mengejek, menghina, atau menertawakan.***

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler