Sejarah Uang: Berawal dari Bulir Jelai di Sumeria Sampai Uang Digital yang Tak Berwujud

- 15 Maret 2023, 11:35 WIB
Uang adalah benda berharga yang tidak dapat dimakan langsung.
Uang adalah benda berharga yang tidak dapat dimakan langsung. /Antara/

Dalam catatan Yuval, penguasa Sumeria menetapkan aturan gaji menggunakan sila jelai. Seorang buruh laki-laki memperoleh gaji sebesar enam puluh sila jelai sebulan. Sementara, buruh perempuan memperolah setengahnya, yakni tiga puluh sila. Seorang mandor memperoleh gaji berkisar antara 1.200 hingga 5.000 sila jelai dalam satu bulan.

Dalam penjelasannya, Yuval mengungkap dua alasan mengapa jelai menjadi uang di Sumeria. Pertama, secara intriksik jelai berharga karena dapat di makan. Jelai menjadi berharga karena merupakan makanan pokok Bangsa Sumeria pada masa itu.

Kedua, masyarakat telah sepakat menggunakannya sebagai uang. Menurut Yuval, bernilainya uang tergantung pada kesepakatan masyarakat. Oleh sebab itu, nilai uang moderen dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu, tergantung kesepakatan.

Baca Juga: Masjid Sudah Dirobohkan, Bantuan Tak Kunjung Datang, Warga Sukatinggal Taraju Tasikmalaya Kini Kebingungan

Uang dalam pengetian seperti masa sekarang, yakni benda berharga “yang tidak dapat dimakan langsung” namun “disepakati berharga”, baru tercipta pada sekitar pertengahan milenium ke-3 SM di Mesopotamia Kuno. Satuannya adalah syikal perak. Syikal perak bukanlah uang logam, melainkan perak seberat 8,33 gram.

Uang syikal perak pertama kali diketahui tercatat dalam Undang-Undang Hammurabi yang tercatat dalam batu prasasti bertarikh 1750 SM.

Salah satu poin dalam undang-undang itu menyebut bahwa jika seorang laki-laki dari kalangan atas membunuh seorang budak perempuan, maka ia harus membayar 20 syikal perak kepada pemilik budak. Artinya, ia harus membayar 166 gram emas.

Baca Juga: Peringatan Hari Ginjal Sedunia 2023, Kian Memperkuat Jalinan Silaturahmi Pelayan Kesehatan dan Pasien HD

Keterangan tentang mata uang kuno ini juga terdapat dalam Alkitab Perjanjian Lama, yakni pada Kitab Kejadian 37:28, “Ketika ada saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga 20 syikal perak. Lalu Yusuf dibawa ke Mesir.”

Dilansir dari situs Intuit Mint Life, pada sekitar tahun 1000 SM, Bangsa Tionghoa tercatat memproduksi uang koin berbahan logam, seperti perunggu dan tembaga.

Halaman:

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x