Setelah menjalaninya sebanyak empat atau lima kali sehari sampai beberapa bulan, Attia mengklaim bahwa ia tidak lagi mendengar kritikus toksik tersebut berbicara di dalam dirinya.
Orang yang memiliki monolog batin yang negatif adalah orang yang tidak memiliki empati terhadap dirinya sendiri, sehingga pada titik ketika dirinya mulai melakukan monolog negatif, ia harus menempatkan dirinya sebagai teman terhadap dirinya sendiri.
Lama kelamaan toxic self talk yang biasa dilakukan oleh diri yang perfeksionis kian menipis dan seiring dengan itu rasa empati terhadap diri sendiri muncul.***