KABAR PRIANGAN - Hanya dalam waktu 19 hari, dari tanggal 7 hingga 25 Oktober 2023, setidaknya 7.028 orang (termasuk 2.913 anak-anak) telah terbunuh dalam serangan Israel di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Pada tanggal 26 Oktober, kementerian tersebut menerbitkan sebuah laporan komprehensif yang merinci nama, usia, jenis kelamin, dan nomor identitas dari 6.747 korban tersebut.
"Dunia harus menyadari bahwa di balik setiap angka ada kisah seseorang yang nama dan identitasnya diketahui," kata juru bicara kementerian tersebut.
Daftar tersebut tidak termasuk nama-nama 281 orang, yang pada saat itu masih diidentifikasi oleh kementerian.
Dalam beberapa hari terakhir, tentara Israel telah memperluas serangan udara dan daratnya di Gaza, rumah tinggal, rumah sakit, dan gereja tak luput dari serangan udara tanpa henti sejak serangan mendadak oleh kelompok Palestina Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 yang menewaskan sedikitnya 1.405 orang di Israel, menurut para pejabat Israel.
Sejak diterbitkannya daftar dari Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah korban tewas di Gaza terus bertambah hingga melampaui 8.500 orang, dengan ribuan lainnya hilang atau terkubur di bawah reruntuhan.
Angka-angka dari kementerian kesehatan secara konsisten diakui sebagai data yang dapat diandalkan oleh kelompok-kelompok kemanusiaan, organisasi internasional termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kantor-kantor berita, dan kantor-kantor cabang pemerintah Amerika Serikat, yang mencakup berbagai putaran pertempuran sebelumnya di Gaza.
Warga di Gaza telah berbondong-bondong ke rumah sakit dan sekolah-sekolah PBB untuk mencari tempat berlindung, dengan harapan Israel akan mematuhi hukum internasional dan tidak menyerang koordinat-koordinat tersebut.
Namun, tempat-tempat perlindungan juga tidak luput dari serangan Israel. Perempuan, anak-anak dan orang tua merupakan 73 persen dari mereka yang terbunuh oleh pengeboman Israel di Gaza.
Di antara para korban jiwa pada serangan Israel ke tempat-tempat perlindungan adalah:
133 bayi di bawah usia satu tahun
482 balita (1-3 tahun)
344 anak usia prasekolah (4-5 tahun)
1.042 anak sekolah dasar (6-12 tahun)
664 anak sekolah menengah (13-17 tahun)
966 orang dewasa muda (18-25 tahun)
2.506 orang dewasa (26-55 tahun)
521 penyintas Naksa (56-74 tahun)
89 penyintas Nakba (75+ tahun)
Korban tertua sejauh ini adalah Mahdiya Abdullah Abdul Wahab Halawa yang berusia 93 tahun.
Dilansir dari Aljazeera, lebih dari 70 persen populasi Gaza, yang terdiri dari sekitar 1,7 juta orang adalah pengungsi. Sebagian besar dari mereka tinggal di dalam atau di dekat delapan kamp pengungsian di Gaza. Kamp-kamp ini didirikan setelah peristiwa Nakba 1948 ("bencana" dalam bahasa Arab) ketika sekitar 750.000 orang Palestina dipaksa keluar dari rumah mereka oleh milisi Zionis.
Kemudian pada perang tahun 1967, Palestina kembali harus menelan kekalahan, 300.000 warga Palestina diusir dari rumah mereka. Hari kekalahan ini 5 Juni 1967, kemudian disebut sebagai Hari Naksa, yang berarti kemunduran atau kekalahan.***