Namun, tempat-tempat perlindungan juga tidak luput dari serangan Israel. Perempuan, anak-anak dan orang tua merupakan 73 persen dari mereka yang terbunuh oleh pengeboman Israel di Gaza.
Di antara para korban jiwa pada serangan Israel ke tempat-tempat perlindungan adalah:
133 bayi di bawah usia satu tahun
482 balita (1-3 tahun)
344 anak usia prasekolah (4-5 tahun)
1.042 anak sekolah dasar (6-12 tahun)
664 anak sekolah menengah (13-17 tahun)
966 orang dewasa muda (18-25 tahun)
2.506 orang dewasa (26-55 tahun)
521 penyintas Naksa (56-74 tahun)
89 penyintas Nakba (75+ tahun)
Korban tertua sejauh ini adalah Mahdiya Abdullah Abdul Wahab Halawa yang berusia 93 tahun.
Dilansir dari Aljazeera, lebih dari 70 persen populasi Gaza, yang terdiri dari sekitar 1,7 juta orang adalah pengungsi. Sebagian besar dari mereka tinggal di dalam atau di dekat delapan kamp pengungsian di Gaza. Kamp-kamp ini didirikan setelah peristiwa Nakba 1948 ("bencana" dalam bahasa Arab) ketika sekitar 750.000 orang Palestina dipaksa keluar dari rumah mereka oleh milisi Zionis.
Kemudian pada perang tahun 1967, Palestina kembali harus menelan kekalahan, 300.000 warga Palestina diusir dari rumah mereka. Hari kekalahan ini 5 Juni 1967, kemudian disebut sebagai Hari Naksa, yang berarti kemunduran atau kekalahan.***