Demi Bantu Warga Gaza, Staf MER-C Indonesia Tolak Pulang ke Tanah Air, Kini Hilang Kontak

- 13 November 2023, 05:05 WIB
Fikri Rofiul Haq (kiri) salah satu dari tiga relawan Indonesia yang bertugas di Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Rumah sakit ini terlihat sebagai latar belakang pada masa damai di daerah kantong Palestina tersebut
Fikri Rofiul Haq (kiri) salah satu dari tiga relawan Indonesia yang bertugas di Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Rumah sakit ini terlihat sebagai latar belakang pada masa damai di daerah kantong Palestina tersebut /Foto dok. MER-C untuk Penggunaan Terbatas/

KABAR PRIANGAN - Terletak di utara Gaza, Beit Lahia merupakan lokasi Rumah Sakit Indonesia. Tempat relawan medis Indonesia bertugas, Fikri Rofiul Haq, bersama dengan organisasi kemanusiaan Indonesia, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), hidup dan tinggal di sana menjadi relawan demi membantu warga Palestina. Kondisi saat ini Fikri dan relawan Indonesia lainnya tetap bertahan di tengah serangan Israel yang bertubi-tubi.

Melalui pesan suara WhatsApp, Fikri mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pada awal perang dirinya beserta tim MER-C masih bisa mendapatkan beberapa barang dari daerah sekitar rumah sakit, seperti sayuran dan mie instan namun seiring makin berlarutnya perang maka hal tersebut semakin sulit di dapat.

"Di Rumah Sakit Indonesia sekarang, staf hanya makanan sekali sehari, makan siang yang disediakan oleh Rumah Sakit Al-Shifa. Sementara untuk sarapan dan makan malam, staf makan biskuit atau kurma," katanya.

Baca Juga: Bakal Temui Joe Biden di AS, Jokowi Pertegas Posisi Indonesia untuk Palestina dan Sampaikan Hasil KTT OKI

Semakin hari kondisi di Rumah Sakit Indonesia, Al-Shifa, serta rumah sakit lain di Gaza, memburuk secara serius, fasilitas Rumah Sakit Indonesia hanya beroperasi antara 30-40 persen dari kapasitas normal, hal tersebut diutarakan oleh Atef al-Kahlot, direktur Rumah Sakit Indonesia.

Kondisi Rumah Sakit Al-Shifa sama memburuknya, Dr. Mohammad Abu Salmiya, direktur rumah sakit tersebut mengumumkan pada hari Sabtu 11 November 2023 bahwa ratusan orang yang terluka serta bayi yang baru lahir harus segera dibawa ke fasilitas medis operasional karena kekurangan bahan bakar dan obat-obatan akibat pengeboman Israel, sementara di sisi lain pihak rumah sakit tidak bisa membekukan mayat akibat lemari pendingin kamar mayat tidak berfungsi, sehingga diputuskan untuk menggali lubang di sekitar rumah sakit.

 “Ini adalah pemandangan yang sangat tidak manusiawi," tutur direktur rumah sakit Indonesia itu. 

Halaman:

Editor: Yuni Kartika

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah