KABAR PRIANGAN - Saat ini di Indonesia sedang gempar oleh ulah etnis Rohingya yang terus datang dan masuk ke negara Indonesia tanpa izin.
Tidak hanya satu atau dua kapal yang bersandar melainkan lebih dari puluhan kapal yang bersandar terutama di Wilayah Banda Aceh.
Bahkan dalam catatan Badan Pengungsi PBB/UNHCR Indonesia pada satu bulan terakhir saja sudah ada 1.608 pengungsi etnis Rohingya yang masuk dan berlabuh di kota Banda Aceh.
Kedatangan para kaum etnis Rohingya bukan tanpa sebab, mereka pergi berlayar mencari tempat perlindungan yang aman dari kekerasan. Lantas bagaimana sejarah konflik etnis Rohingya ini di Myanmar?
Pada awalnya masyarakat etnis Rohingya merupakan penghuni daerah Arakan yang dipimpin oleh Raja Suleiman Shah pada tahun 1420. Raja Suleiman Shah ini sebelumnya adalah Raja Buddhis bernama Narameikhla.
Namun sayang pada tahun 1784 kerajaan tersebut diambil alih dan dikuasai oleh Raja Myanmar lalu pada tahun 1824 Arakan menjadi koloni Inggris. Ketika mengalami penjajahan oleh Inggris hingga Jepang yang menyerang
Burma atau Myanmar pada 1942 mereka mengalami masa yang sangat buruk.
Perbedaan yang dialami oleh Rohingya dimulai dari perbedaan latar belakang asal usul etnis dan agama menjadikan orang Rohingya mengalami intoleransi oleh masyarakat dan pemerintahan Myanmar.