Dahnil Anzar: Dibalik Banjir Ada Momen Kebencian Politik

25 Februari 2021, 09:03 WIB
Dahnil Anzar Simanjuntak /Tangkapan layar/ Instagram Dahnil Anzar Simanjuntak/

KABAR PRIANGAN - Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyampaikan keprihatinannya terkait bencana banjir yang melanda beberapa daerah di Indonesia.

Terlebih, ujar Dahnil, dibalik fenomena banjir ada kebencian politik yang menggeser empati sebagaian orang menjadi sekadar ejekan.

Secara khusus dia menyebut ada tiga gubernur yang menjadi sasaran ejekan: Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan, Gubernut Jawa Tengah Ganjar Pramono, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Baca Juga: Vonis Budi Budiman, PPP Diminta Segera Dorong Yusuf Jadi Walikota Definitif

"Banjir di Jakarta dijadikan momen memuaskan kebencian politik thdp @anisbaswedan pun demikian banjir di Jawa Tengah ejekan pun dialamatkan ke @ganjarpramono atau di jabar ke ridwankamil," ungkap Dahnil lewat akun @Dahnilanzar yang diunggah pada Selasa (23/2/2021).

Padahal bagi sebagian orang, katanya, banjir yang menimpa bayak daerah itu justru menjadi ladang amal, menghidupkan spirit ta'awun, tolong menolong atau gotomg royong. "Dengan tentu sambil menyampaikan kritik konstruktif bila memeng ada yang alpa dengan kebijakan," katanya.

Dia juga berharap, setelah banyak kontestasi politik yang terus menguras rasa dan emosi, kita bisa sejenak masuk pitstop. Berkontemplasi untuk mengubur benci, sehingga politik saling ejek ini bisa berganti menjadi politik berlomba-lomba dalam kebaikan.

Baca Juga: Kabar Gembira, Sebanyak 1.244 PPPK di Garut Akan Diangkat

Menurut Dahnil pitstop itu bukan bermakna berhenti. Justru bagaimana bekerja untuk kebaikan publik sesuai dengan kemampuan dan tanggung-jawab, sambil memperbaiki semua proses politik yang lebih sehat dan dewasa.

Lebih lanjut dia mengatakan, di tengah pandemi musibah banjir kita mengalami kesulitan ganda."Artinya, dibutuhkan kolaborasi, spirit ta'awun atau tolong menolong yang lebih besar lagi," kata Dahnil.

Adanya iklim politik kebencian yang telah menjalar di tengah masyarakat sebagaimana di paparkan mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah itu juga banyak dipertanyakan netizen.

Baca Juga: Polres Launching Pencanangan Zona Integritas Bebas Korupsi

Karena menurutnya, iklim politik yang saling memojokan dan bahkan saling mengumbar kebencian itu marak tejadi dimulai beberapa tahun kebelakang.

"Dan anehnya kok terjadi beberapa tahun terakhir saja ya? Padahal sebelumnya kehidupan berbangsa dan bernegara benar benar bhineka tunggal ika dan keharmonisan di masyarakat terjaga, apa dan siapa yang salah?," tanya akun@aa_nabiel.

Politik kebencian ujar akun @dulascobars dilakukan olah dua kelompok yang secara politis berseberangan. Artinya, tidak hanya dilakukan salah satu kubu saja, akan tetapi kubu yang satunya lagi melakukan hal yang sama.

Baca Juga: Bupati Garut Siapkan Bantuan Hukum untuk “R”, Ada Mafia Proyek Dibalik Pembangunan Pasar Leles

"Awal mula kebencian di Indonesia itu dimulai Thn 2017. Kasus Ahok & FPI, Dimulai dari sini. Ditambah pilpres 2019. Jadi sebenarnya "Politik kebencian" tidak hanya dilakukan kelompok sana, buzzer sana. Tetapi juga kelompok sini, buzzer sini," ujar @dulascobars membalas cuitan @aa_nabiel dan @Dahnilanzar.

Politik kebencian yang marak di tengah banjir yang melanda belahan Indonesia, dinilai sangat memprihatinkan.

Dalam kondisi benang kusut yang ditandai dengan kehadiran buzzer-buzzer, ternyata tidak menyelesaikan masalah, malah justru menambah masalah baru yang kian berat dipikul oleh bangsa dan negara Indonesia.

Baca Juga: Alih Fungsi Lahan Pemicu Utama Bencana di Jawa Barat 

Dalam kondisi seperti ini, masyarakat meminta ketegasan pemerintah untuk kembali menyatukan seluruh komponen bangsa. Jangan sampai masyarakat kian terkotak-kotak.

Penegakan hukum juga menjadi sorotan publik. Masyarakat meminta agar penegak hukum bisa berlaku adil dan tidak tebang pilih seperti sekarang yang tengah terjadi.

Harapan itu, seperti disampaikan pemilik akun instagram@dewisuko7 yang diunggah, Rabu (24/2/2021).

"...Indonesia dulu baik2 sj, saling tolong menolong...Entahlah sekarang menjadi terkotak2...Ketidakadilan hukum dan Hukum belah bambu terjadi di masyarakat...Akhirnya seperti seperti sekarang yang terjadi. Semoga, mucul pemimpin yg ADil," harapnya.***

Editor: Sep Sobar

Tags

Terkini

Terpopuler