PPNI Minta APH Usut Tuntas Kasus Pemukulan Perawat di Garut

24 Juni 2021, 20:40 WIB
Ilustrasi pemukulan /Pixabay/

KABAR PRIANGAN -Peristiwa pemukulan yang dilakukan seorang anggota keluarga pasien terhadap seorang perawat di Puskesmas Pameungpeuk, mengundang keprihatinan berbagai kalangan.

Aparat penegak hukum (APH) diminta untuk mengusut tuntas kasus kekerasan tersebut agar ada efek jera bagi pelaku.

"Kami sangat prihatin sekaligus menyesalkan kekerasan yang dilakukan oknum warga dalam hal ini pihak keluarga pasien terhadap seorang perawat yang terjadi di Puskesmas Pameungpeuk," komentar Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Garut, Karnoto, Kamis 24 Juni 2021.

Baca Juga: Viral Video Pemukulan Perawat Oleh Keluarga Pasien Covid-19 di Pameungpeuk Garut

Dikatakannya, hal ini tak boleh dibiarkan akan tetapi harus ditindaklanjuti dengan melakukan pengusutan hingga tuntas oleh aparat penegak hukum.

"Harus ada efek jera bagi pelaku sehingga ia tak akan mengulangi lagi perbuatannya di kemudian hari dan ini juga harus menjadi contoh bagi yang lainnya agar kasusnya tak sampai terulang," ujarnya.

Menurut Karnoto, tindakan pemukulan pada seorang perawat hanya karena memakai APD/baju hazmat saat sedang bertugas melakukan tindakan pertolongan pertama di Puskesmas yang berada di daerah kategori zona merah penyebaran Covid-19 ini merupakan tindakan pelanggaran hukum.

Apalagi pasien yang ditangani adalah pasien suspec Covid-19 sehingga apa yang dilakukan perawat itu sudah benar dan sesuai standar operasional prosedur (SOP).

Baca Juga: Dalam Kunker di Ciamis, Kemensos RI Akan Beri Bantuan Penguatan Kearifan Lokal

Apalagi tutur Karnoto, hasil pemeriksaan kemudian diketahui bahwa pasien bersangkutan memang positif Covid-19.

Oleh karenanya, kalaupun sudah ada permintaan maaf dari pihak keluarga pelaku, akan tetapi kasusnya harus tetap dilanjutkan dengan proses hukum sesuai yang berlaku.

"Saat ini Covid-19 di Kabupaten Garut memang sedang mengganas dimana terdapat 15 ribu orang lebih yang telah terpapar. Dari jumlah tersebut, 647 orang meninggal dan 15 kecamatan masuk kategori zona merah dengan risiko penularan tinggi, termasuk wilayah Pameungpeuk," katanya.

Selain warga, tambahnya, kasus Covid-19 di Garut juga banyak menjangkiti pejabat di lingkungan SKPD sehingga Bupati Garut mengintruksikan menutup seluruh kantor SKPD dan pelayanan. Para pegawai diintruksikan untuk bekerja di rumah atau "work from home" (WFH).

Baca Juga: Plt Wali Kota Positif Covid-19, Bale Kota Tasikmalaya Tutup Sepekan, Untuk Pelayanan Disediakan Loket Khusus

Pernyataan senada dilontarkan Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman. Ia menilai peristiwa pemukulan yang dilakukan oknum warga terhadap perawat ini merupakan preseden buruk yang seharusnya tidak boleh terjadi.

"Tentu sangat menyesalkan pemukulan terhadap tenaga kesehatan apalagi hal itu terjadi disaat tenaga kesehatan sangat membutuhkan support dari kita. Tugas yang mereka emban itu sangat berat apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti ini," ujar Helmi.

Ia menilai, tugas yang diemban tenaga kesehatan dalam kondisi seperti ini bukan hanya berat karena banyaknya pasien Covid-19 yang harus mereka berikan pertolongan.

Lebih dari itu, keselamatan mereka pun sangat terancam bahkan saat ini tak sedikit tenaga kesehatan yang meninggal dunia karena terpapar Covid-19.

Baca Juga: Kasus Covid- 19 Terus Meroket, Wagub Jabar Usulkan Jawa Barat di Lockdown

Di tengah kondisi seperti sekarang ini, tambah Helmi, tenaga kesehatan seharusnya mendapatkan support agar mereka tetap semangat dalam menjalankan tugas mulianya meskipun resiko yang mereka hadapi sangat tinggi.

Fakta lainnya, saat ini di Garut terjadi keterbatasan tenaga kesehatan untuk penanganan pasien Covid-19 yang sangat membludak.

Banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 memaksa mereka harus menjalani isolasi sehingga mereka tak bisa melaksanakan tugas mulianya.

Selama ini tenaga kesehatan terutama dokter dan perawat telah berjibaku bertaruh nyawa demi menyelamatkan warga yang terpapar Covid-19.

Baca Juga: Ketua FPD Roni Faisal Adam : Para Kades Jangan Bermain dalam Anggaran Bantuan Pengadaan Billboard

"Seharusnya sikap-sikap tak terpuji seperti yang dilakukan oknum masyarakat di Pameungpeuk itu bisa dihindari dan tidak boleh terjadi lagi. Ini harus menjadi perhatian kita semua termasuk aparat penegak hukum agar peristiwa serupa tak sampi terulang," ucap Helmi.

Helmi menyampaikan, perawat yang menjadi korban pemukulan itu sudah menjalani visum untuk melengkapi berkas laporan. Hasil visum, korban mengalami luka memar di bagian rahangnya.

Saat ini, tegasnya, kasus tersebut sudah ditangani pihak kepolisian dan pelaku sudah dalam pengejaran petugas.***

Editor: Sep Sobar

Tags

Terkini

Terpopuler