Harga Minyak Goreng Masih Tetap Mahal Termasuk di Garut, Pedagang Sayur Keliling: 'Jadi Lieur ka Sarerea'

17 Januari 2022, 21:50 WIB
Kadisperindag Garut, Nia Gania Karyana.* /Kabar-Priangan.com /Aep Hendy

KABAR PRIANGAN - Sejumlah ibu rumah tangga mengeluhkan masih mahalnya harga minyak goreng berbagai jenis. Mereka berharap pemerintah turun tangan mengendalikan harga.

"Saya sebagai ibu rumah tangga bingung karena hampir tiap hari di dapur itu selalu pakai minyak goreng. Harga minyak goreng semula Rp 25.000 per dua liter sekarang jadi Rp 37.000," kata Ny. Neneng (52) warga Ds. Lebakjaya, Kec. Karangpawitan, Kabupaten Garut, Senin 17 Januari 2022.

Menurut neneng, naiknya harga minyak goreng terjadi pada semua merk dan kemasaan. "Mahalnya harga sudah lama tapi anehnya sampai saat ini belum ada tindakan dari pemerintah untuk operasi pasar atau upaya lainnya agar harga kembali normal," ujarnya.

Baca Juga: Terungkap, Pelaku Pembakaran SMPN 1 Cikelet Ternyata Mantan Guru Honorer Setempat?

Hal senada disampaikan Atang (61) pedagang sayur keliling di wilayah Karangpawitan. "Diayaan minyak goreng curah teh hese payu. Teu diayaan sok aya anu nanyakeun, lieur lain keur ka konsumena wungkul ka pedagang oge jadi lieur. Jadi lieur ka sarerea," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) Kab. Garut Nia Gania Karyana mengatakan, akan sulit merealisasikan subsidi harga minyak goreng di wilayah Garut termasuk juga melakukan operasi pasar.

Menurutnya, naiknya harga minyak goreng bukan hanya di Garut saja tetapi terjadi di beberapa daerah. "Beberapa waktu yang lalu pemerintah pusat akan melakukan subsidi minyak tapi tidak jadi," ujarnya seusai apel gabungan di Lapangan Setda Pemkab Garut, Senin 17 Januari 2022.

Baca Juga: Sepanjang 900 Kilometer Jalan Kabupaten di Garut Dalam Kondisi Rusak

Adapun penyebab naiknya harga minyak karena harga Crude Palm Oil (CPO) tinggi, sehingga kalau harganya tinggi maka ongkos produksinya pun akan tinggi dan menyebabkan harga minyak goreng menjadi tinggi.

"Ada beberapa faktor yang membuat subsidi minyak ini akan sulit untuk terealisasikan termasuk dengan operasi pasar di Kabupaten Garut. Karena sampai saat ini suplier atau distributornya agak sulit yang bisa menjual minyaknya di bawah Rp 14.000 per liter,” kata Gania.

Menurutnya, kalaupun dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat melaksanakan operasi pasar di 11 kabupaten atau kota, tetapi operasi pasar ini dilakukan dengan jumlah yang terbatas.

Baca Juga: Viral, Maling Motor di Halaman Klinik AMC Pagendingan Tasikmalaya Terekam Kamera CCTV

"Kegiatan operasi pasar yang dilakukan oleh pemprov tersebut pun hanya ada satu suplier saja yang menyanggupi untuk melakukan operasi pasar ini," tuturnya.

Adapun sekarang ini pihak Disperindag Garut menunggu kebijakan dari Pemerintah Pusat terkait penambahan CPO atau untuk bahan baku minyak goreng.

Menurut Gania, penambahan CPO atau minyak sawit ini bisa membuat pabrik-pabrik di seluruh Indonesia bisa memproduksi jumlah minyak yang lebih tinggi untuk masyarakat di Indonesia.

Baca Juga: Luar Biasa! Sumedang Sabet Tiga Penghargaan Dalam Baznas Award 2022

"Dan terkait mahalnya harga minyak goreng ini sudah menjadi isu nasional karena berkurangnya pasokan CPO baik dari dalam maupun luar Indonesia," katanya.*

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler