Konsumen di Banjar Bingung, Minyak Goreng Bersubsidi Baru Tersedia Setiap Ada Sidak

16 Februari 2022, 08:29 WIB
Wali Kota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesuh dan Kapolres Banjar, AKBP Ardiyaningsih, saat sidak ketersediaan minyak goreng ke Pasar Banjar, Selasa, 25 Januari 2022, lalu. /Kabar-priangan.com/D Iwan/

KABAR PRIANGAN - Minyak goreng bersubsidi pemerintah terus menerus mengalami kekosongan di Kota Banjar.

Ketersediaan minyak goreng di pasaran sampai dijajakan dirak penyimpanan minyak goreng itu, disinyalir hanya ada pada waktu tertentu saja.

Sejumlah kosumen minyak goreng merasakan ada kejanggalan. Seiring saat ada sidak pejabat tertentu, terlihat minyak goreng bersubsidi terkesan langsung ada di pasaran.

Baca Juga: Wabup Sampaikan Bocoran Informasi Adanya 11 Warga Garut yang Terpapar Omicron. Helmi: 7 Kecamatan Zona Merah

"Aneh juga, atau mungkin kebetulan saja. Saat disidak DPRD Banjar, Wali Kota Banjar  dan Kapolres Banjar sekaligus Satgas Pangan Pangan, minyak goreng saat itu langsung terlihat ada. Baik, itu di rak penyimpanan minyak goreng toko modern maupun pasar tradisional," ujar Ny. Rosmiati, Selasa 15 Februari 2022.

Diakuinya, saat belanja minyak goreng dulu, kebetulan ada rombongan Wali Kota Banjar dan Kapolres Banjar, terlihat minyak goreng bersubsidi tersedia ada. Baik, di toko modern maupun pasar tradisional.

"Ketika mau belanja lagi (minyak goreng) besok harinya, eh minyak goreng bersubsidi tidak ada dan kosong. Ini kan aneh," ucapnya.

Baca Juga: Ruas Jalan Kabupaten di Leuwisari Tasikmalaya Rusak, Beberapa Kali Pengajuan Perbaikan Belum Direspon

Hal senada dikatakan Ny. Wati. Diakui dia, kemarin itu (Senin, 14 Februari 2022) minyak goreng curah ada. Bahkan, dirinya ikut antrian.

"Saat antri, terlihat ada sejumlah anggota DPRD Kota Banjar. Mungkin lagi sidak. Alhamdullillah, bisa beli minyak goreng dari Pasar Banjar. Berniat beli lagi hari ini (Selasa, 15 Februari 2022) minyak goreng murah kosong," ucap Ny Wati diamini warga lainnya.

Menurut mereka permasalahan minyak subsidi terus mengalami kelangkaan, kosong di Banjar. Termasuk ritel toko modern mini market di Kota Banjar.

Baca Juga: Alami Sakit Tenggorokan dan Demam Ringan, V BTS Dinyatakan Positif Covid-19

"Minyak goreng yang dijajakan hanya berbahan baku kelapa saja. Untuk minyak goreng dari kelapa sawit yang disubsidi pemerintah, seperti hilang ditelan bumi saja selama ini," ujar Wati, seusai mencari minyak goreng di mini market Jalan Perintis Banjar.

Menurutnya, kalaupun ada yang menjual minyak goreng secara online akhir-akhir ini, harganya mahal-mahal dan tak terjangkau kalangan tertentu.

Apalagi dalam jumlah banyak, misal untuk kebutuhan UKM yang memasaknya harus menggunakan migor.

Baca Juga: LIVE Borneo FC vs Bhayangkara FC dan Bali United vs PSS. Ini Jadwal Acara Indosiar Rabu 16 Februari 2022

" Harga migor yang baru saya kenal pun, bermerk baru dan belum populer, harganya itu melebihi Rp 19.000 per liter. Padahal, HET pemerintah migor kemasan Rp 14.000 per liter," ucap seraya berharap harga minyak goreng kembali normal. Kemudian, stok tercukupi maksimal.

Diketahui, Senin, 14 Pebruari 2022, Komisi 2 DPRD Kota Banjar bersama Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Banjar sidak ke Pasar Tradisional dan ritel toko modern, saat itu minyak  goreng ada.  Bahkan, pembeli minyak goreng curah di Pasar Banjar sampai antri.

"Hari ini minyak goreng kembali kosong. Kami sudah berupaya kepada suplayer supaya dikirim. Namun, belum tahu waktu pasti dikirimnya. Karena, suplyer juga mengalami kesulitan itu ," ujar Owner Toko Mulia Minyak Goreng Curah Pasar Banjar,  David  Kurniawan, Selasa 15 Februari 2022.

Baca Juga: Jadwal Samsat Keliling Priangan Timur Rabu 16 Februari 2022

Terkait ketersediaan kembali minyak goreng bersubsidi dan nonsubsidi yang mengalami kekosongan sehari ini, diakui dia, dirinya tidak mengetahui pasti waktu  dikirimnya lagi ke Banjar.

"Sejak 1 Pebruari 2022, saya baru dapat tanggal 14 Pebruari 2022 dengan berat 2.520 kg. Itu saja, saya tidak kapan ada kiriman laginya itu," ujar David.

Harga minyak goreng bersubsidi yang diberlakukan saat itu Rp 11.500 per liter atau Rp 12.777 per kg. Harga itu sesuai HET yang diberlakukan pemerintah.***

 

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler