KABAR PRIANGAN - Kecelakaan mobil Pejabat Disdik Kab. Tasikmalaya yang tertabrak kereta api di lintasan tanpa palang pintu di Kampung Warung Sumedang Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya, ternyata tak lepas dari kisah misteri di lokasi tersebut.
Korlap RPB (Relawan Penanggulangan Bencana) Kecamatan Manonjaya, Uloh Saepuloh mengatakan bahwa kasus mobil tertabrak kereta api di lintasan Warung Sumedang, Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya yang penuh misteri itu sudah seringkali terjadi.
Bahkan Uloh mengaku, dirinya pun pernah nyaris menjadi korban tertabrak kereta api di lintasan Warung Sumedang, Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya yang dikenal penuh misteri tersebut.
Baca Juga: Jabatan Ketua KNPI Kabupaten Tasikmalaya Banyak Peminat, Sudah Tujuh Orang Mendaftar
“Saat mendekati perlintasan, seperti ada yang menarik ke perlintasan itu tanpa memperhatikan kiri dan kanan rel. Tahu-tahu setelah mobil melintas, kereta sudah dekat sekitar 2 meteran. Saya pun tersadar karena bunyi klakson kereta,” kata Uloh.
Untungnya, kata Uloh, mobil yang dikemudikannya itu sudah melewati rel kereta api, sehingga dirinya selamat.
“Untungnya mobil saya sudah melewati rel kereta, sehingga tak terjadi insiden. Tapi kejadian itu membuat saya syok. Saat itu saya langsung memberhentikan laju mobil sambil terus beristigfar,” tambah Uloh.
Baca Juga: Sepakbola Liga Desa 2022 di Kabupaten Garut Diikuti 218 Tim dan Terbagi 8 Zona
Menurut pengakuan Uloh, saat hendak memasuki perlintasan tersebut, dirinya seolah-olah ada yang menarik ke dunia lain, sehingga tak sadar dengan lingkungan sekitar.
“Masuk pintu perlintasan, seperti masuk ke dunia lain. Kita masuk ke alam bawah sadar,” terangnya.
Uloh mengatakan, dari semua kejadian kecelakaan di pintu lintasan kereta api Kampung Warung Sumedang tersebut, rata-rata korban adalah para pendatang.
“Setiap kejadian, korbannya selalu pendatang. Namun baru kali ini korbannya warga asli Manonjaya,” katanya.
Menurut Uloh, warga setempat meyakini jika melintasi rel kereta api di lokasi tersebut harus membunyikan klakson.
“Warga mempercayai, jika ingin tak terjadi apa-apa, saat hendak melintasi rek kereta api tersebut harus membunyikan klakson dulu,” kata Uloh.
Baca Juga: Majelis Hakim Tegur Saksi Dalam Persidangan Dugaan Makar Tiga Jenderal NII di Garut
Uloh tak tahu, sejak kapan mitos membunyikan klakson itu muncul. Hanya saja warga memang mempercayai mitos tersebut.
"Sepintas membunyikan klakson adalah hal mistis untuk "menyapa" makhluk alam lain. Tapi sejatinya, membunyikan klakson adalah ikhtiar kita agar tetap sadar, fokus dan konsentrasi saat memasuki perlintasan,” ucapnya.
Selain itu, dia juga menyarankan kepada siapa saja yang melintas perlintasan, untuk fokus dan konsentrasi.
Baca Juga: Angker! Pasir Tuhureun Sumedang Ternyata Tempat Persinggahan Jin
“Karena terkadang di beberapa pintu perlintasan, terkadang tanpa sadar kita sudah berada di tengah tanpa memperhatikan kondisi lingkungan,” katanya.***