Kasus Hewan Terkena PMK di Priangan Timur Lebih dari 1.000 Kasus. Wagub Uu: Priatim Rawan PMK

27 Mei 2022, 07:22 WIB
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengunjungi kandang Sapi milik pengusaha sapi di Kota Tasik, H. Nandang Suryana di Kawalu Kota Tasikmalaya, Kamis 26 Mei 2022.* /kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Sejumlah wilayah di Priangan Timur merupakan wilayah yang rentan terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (TMK) hewan ternak khususnya sapi, termasuk di Kota Tadikmalaya.

Di wilayah tersebut lebih dari seribu kasus hewan ternak yang terkena PMK sejak mewabah beberapa bulan kebelakang.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Rujhanul Ulum mengakui hal itu saat mengunjungi kandang sapi milik pengusaha sapi di Kota Tasik H. Nandang Suryana Kawalu Kota Tasikmalaya, Kamis 26 Mei 2022.

Baca Juga: Sebanyak 867 Jemaah Calon Haji Garut Siap Berangkat. Kemenag: Sebagian Besar Sudah Divaksin Dosis Tiga

“Di Wilayah Priangan Timur ini kasusnya cukup banyak. Dari laporan yang masuk ke saya sudah lebih dari 1.000 kasus. Tapi itu semua sudah saya antisipasi," ujar Uu.

Akibatnya kata Uu, saat ini di kandang peternak rata-rata kosong atau belum ada sapi. Padahal kata Uu, biasanya pada momen menjelang pelaksanaan ibadah kurban, di kandang peternak atau penjual sapi sudah pada penuh.

Apalagi kata Uu, berdasarkan pengakuan para penjual sapi untuk kurban, permintaannya sudah banyak.

Baca Juga: REKOR! SMP Al-Muttaqin Berhasil Kumpulkan Rp262 Juta untuk Palestina. Opick: Warga Tasik Memang Luar Biasa

Namun karena ada ketakutan PMK, banyak sapi yang belum didatangkan dari luar. Harapannya, pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan lain agar sapi datang.

"Saya juga minta pengusaha jangan nakal. Artinya harus tetap patuhi aturan atau regulasi dari pemerintah karena semua itu demi kemasalahatan semua," ujar Uu.

Adapun ujar Uu, Pemprov sendiri bersama pemerintah daerah sudah melakukan berbagai upaya termasuk pengobatan.

Baca Juga: Akibat PMK, Kerugian per Hari Mencapai Miliaran Rupiah, Pemkab Garut Siapkan Dana Kerohiman

"Tapi memang belum bisa menyeluruh. Sehingga hewan dari luar juga disetop dahulu kalau tidak ada Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH)," katanya.

Sebagai pengusaha, Nandang Suryana mengatakan, pihaknya ingin agar vaksinasi terhadap hewan khusunya hewan kurban dilakukan cepat.

"Suapaya wabah PMK bisa cepat selesai, sehingga para peternak bisa panen menjual sapi. Kebutuhan untuk lebaran haji juga bisa terpenuhi," kata Nandang.

Baca Juga: Hindari Tabrakan Dengan Avanza, Elf Masuk Jurang di Banjarwangi Garut

Saat ini lanjut Nandang, sapi di kandangnya masi kosong, padahal pesanan hewan kurban sudah cukup banyak.

"Di saya kondisi kandang masih kosong. Padahal saya sudah pesan dari Magetan, tapi pemerintah setempat belum mengeluarkan SKKH jadi ditahan dulu. Saya juga tidak mau ambil risiko, mending main aman dulu," katanya.

Biasanya lanjut dia, sejak Bulan Syawal di kandangnya sudah penuh sapi. Karena memang biasanya juga sapi yang datang harus direkondisi selama dua bulan, seperti di kasih obat cacing dan sebagainya. Nanti baru dijual untuk kurban.

Baca Juga: Terkait Foto Mesra Oknum Kades, Tokmas Ciksel Sumedang akan Lakukan Ini

"Namun, sampai sekarang belum ada yang datang. Kandang juga masih kosong. Padahal seharusnya sudah penuh sekitar 400 ekor. Sekarang hanya dua ekor, itu pun yang lahir di sini. Namanya si covid dan corona, yang lahir saat pandemi," katanya.

Harapannya, vaksinasi kepada sapi dapat cepat dilakukan. Agar ada kepastian sapi sehat bisa dikirim untuk kebutuhan Iduladha. Wabah ini juga bisa dicegah.

"Kalau sekarang masih ditutup pengirimannya khusnya yang dari Jateng dan Jatim. Tapi kan masih ada 40 hari lagi. Mudah-mudahan bisa cepat selesai. Kalau tak bisa juga, kami tak akan dagang sapi,  karena berisiko," ujar Nandang.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler