ACT Garut Masih Tetap Beroperasi: Masih Banyak Warga Miskin Perlu Bantuan

6 Juli 2022, 20:03 WIB
Ketua Cabang ACT Garut, Muhammad Dani Ramdani adanya pencabutan izin pengelolaan donasi oleh lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang dikeluarkan Kementerian Sosial (Kemensos) RI, tak mempengaruhi kegiatan operasional ACT Cabang Garut. /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Adanya pencabutan izin pengelolaan donasi oleh lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang dikeluarkan Kementerian Sosial (Kemensos) RI, tak mempengaruhi kegiatan operasional ACT Cabang Garut. 

Hingga kini, kegiatan yang dilakukan ACT Cabang Garut masih berjalan sebagaimana biasanya.

"Yang dicabut oleh Kemensos kan hanya pengelolaan donasi atau penggalangan dananya, sedangkan yang lainnya tidak. Makanya kegiatan kami hingga saat ini masih terus berjalan karena masih banyak warga yang membutuhkan bantuan kami," komentar Ketua Cabang ACT Garut, Muhammad Dani Ramdani saat ditemui di kantornya di Jalan Suherman, Tarogong Kidul, Rabu, 6 Juni 2022.

Baca Juga: Polisi Tangkap Buronan Arisan Bodong asal Garut di Kalimantan

Menurutnya, persoalan yang saat ini tengah dialami lembaga ACT di pusat, tidak berpengaruh ke daerah, termasuk Garut. Hingga saat ini ACT Garut masih fokus melayani masyarakat yang membutuhkan bantuan. Pencabutan izin hanya berlaku untuk kegiatan penggalangan dana, bukan operasional lembaga ACT secara keseluruhan.

Diakui Dani, kegiatan yang saat ini masih dilaksanakan ACT Garut di antaranya pemberian bantuan kepada warga miskin, korban kebakaran dan bencana, serta yang lainnya. 

Baca Juga: Rudy Gunawan Merasa Kurang Nyaman atas Naiknya Angka Kemiskinan di Garut

Terkait pengelolaan dana, sejak awal ACT yang ada di daerah tidak dilibatkan karena hal itu langsung dilaksanakan oleh pusat. 

Dani juga menyatakan jika seluruh anggaran yang digunakan untuk membantu warga di Garut ini berasal dari ACT pusat. 

Setiap akan ada kegiatan, ACT Cabang Garut terlebih dahulu mengajukan anggaran sesuai kebutuhan kepada ACT Garut dan hampir semua usulan itu akan direalisasikan oleh pusat.

Baca Juga: Tim Sancang Polres Garut Unjuk Kepiawaian Lumpuhkan Aksi Begal

Terkait besaran gaji pengurus ACT pusat yang disebut-sebut sangat fantastis, Dani mengaku dirinya tak mengetahui hal itu karena itu lebih bersifat privasi. 

Namun menurutnya, gaji yang diterima pengurus ACT di daerah tidak sebesar itu, malah bisa dikatakan di bawah UMR.

"Kalau masalah besaran gaji, itu sifatnya privasi dan kami juga memang tak mengetahuinya. Yang pasti, selama ini kami menerima gaji tak sebesar itu malah bisa dikatakan di bawah UMR," ujarnya.    

Baca Juga: Pemkab Garut Menerima Rumah Tahfidz Al-Qur’an dan Gedung Serbaguna Senilai Rp1,5 Miliar

Ia mengatakan, saat ini ACT Cabang Garut memiliki karyawan sebanyak enam orang. Sedangkan jumlah relawan lebih dari 200 orang yang semuanya tak mendapatkan gaji.   

Disampaikannya, selama ini yang menjadi dasar dari para karyawan dan relawan ACT Garut lebih bersifat kemanusiaan, bekerja iklas untuk menolong sesama. 

Persoalan berapa besaran gaji yang mereka dapatkan, diakuinya itu sama sekali bukan tujuan utama mereka. 

Baca Juga: Wow! Omzet Festival Bakso Aci di Garut Capai Rp1,5 M, dalam Tiga Hari Seorang Pedagang Raup Rp70 Juta

"Tak jarang kami malah harus mengeluarkan uang pribadi, bahkan sampai harus menjual mobil untuk bisa menolong orang lain," ucap Dani.

Masih menurut Dani, ACT Cabang Garut telah beroperasi selama satu tahun enam bulan. 

Selama ini, ACT Kabupaten Garut telah berkolaborasi bersama pemerintah daerah, Polri dan TNI dalam melakukan berbagai kegiatan.  

Baca Juga: Puluhan Tahun Dibiarkan Rusak, Warga Kampung Cilangir Memblokir Jalan di Cibiuk Garut

Lebih jauh ia menyampaikan, salah satu program yang tengah disiapkan ACT Garut saat ini adalah menghadapi pelaksanaan Idul Adha. 

ACT Garut akan melaksanakan program bagi-bagi daging kurban kepada masyarakat yang memang tak mendapatkannya karena di daerahnya tidak ada yang melaksanakan kurban.

Diungkapkannya, sampai saat ini di sejumlah daerah pelosok di Garut masih ada warga yang sama sekali tak bisa merasakan daging kurban. Hal ini terjadi karena memang di daerah tersebut tak ada warga yang mampu melaksanakan kurban dan ini menjadi perhatian ACT Garut.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler