Kawasan Objek Wisata Situs Karangkamulyan Ciamis 'Dikuasai' Monyet, Diberi Kacang Bikin Pengunjung Terhibur

15 Juli 2022, 23:42 WIB
Seorang pengguna lalu lintas yang sedang beristirahat di kawasan Objek Wisata Situs Karangkamulyan, Jalan Raya Ciamis-Banjar, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, asyik memberi makan seekor monyet di area istirahat kawasan tersebut, Selasa 12 Juli 2022.* /Kabar-Priangan.com/Arief FK

KABAR PRIANGAN - Ada kondisi berbeda saat memasuki kawasan Objek Wisata Budaya Situs Karangkamulyan, Jalan Raya Ciamis-Banjar, Blok Tabet, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, dibandingkan dengan beberapa tahun lalu.

Saat ini monyet-monyet lebih banyak terlihat secara bergerombol maupun sendirian. Apalagi setelah pengunjung memasuki pos pintu masuk kawasan Situs Karangkamulyan, jumlahnya terlihat semakin banyak. 

Kawasan Situs Karangkamulyan merupakan peninggalan bekas Kerajaan Galuh Karangkamulyan (612 M-799 M) dengan luas 25,5 hektare yang telah lama dijadikan status hutan lindung.

Baca Juga: Pohon Pinus Tumbang Menimpa Innova di Karaha Bodas Tasikmalaya. Akibatnya, Sopir Meninggal Dunia

Kawasan tersebut dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Di lokasi itu terdapat 10 situs mulai Pangcalikan atau tempat duduk Raja Adimulya Permadikusumah (732 M), hingga benteng dan parit kuno. Ada juga sisa jalan kuno yang menghubungkan Kerajaan Pajajaran dengan Kerajaan Majapahit pada Abad 13.

Bagian belakang Situs Karangkamulyan berbatasan langsung dengan Sungai Citanduy dan Sungai Cimuntur, bahkan terdapat Patimuan yakni lokasi pertemuan dua sungai besar di Jawa Barat tersebut.

Baca Juga: Residivis Pengedar Pil Koplo di Tasikmalaya Naik Kelas jadi Pengedar Sabu-sabu

Sedangkan bagian depan adalah Jalan Raya Ciamis-Banjar menuju Jawa Tengah, jalan nasional yang sebelah timurnya kini menjadi satu jalur dari arah Banjar.

Saat ini sejumlah monyet sering muncul di kawasan warung atau areal parkir. Situasi tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, termasuk pengguna lalu lintas yang sekadar beristirahat untuk makan dan salat di masjid kawasan tersebut.

Layaknya binatang peliharaan atau hewan serupa di kebun binatang, monyet-monyet itu lindeuk (jinak) dan ramah, apalagi saat diberi makanan. Mereka sering anteng disuapi pengunjung berupa kacang-kacangan atau pisang.

Baca Juga: MS Glow Harus Ganti Rugi Rp37,9 Miliar Atas Penggunaan Merk. Shandy Purnamasari: Beginikah Hukum di Indonesia?

Salah seorang pengunjung misalnya, Selasa 12 Juli 2022 siang, tampak asyik memberi makan pisang seekor monyet. Ia langsung menyuapi monyet tersebut dengan jari tangan kanannya.

Pria asal Bandung yang sedang beristirahat dalam perjalanan itu mengajak anak perempuannya melihat aksi monyet yang berdiri menyambut makanan. Sesekali mereka tertawa hingga makanan untuk monyet itu pun habis. "Tadi diberi suuk (kacang tanah), sekarang mah pisang," ucapnya.

Menurut salah seorang petugas tiket pos masuk, Desi Lestari, kemunculan monyat-monyet tersebut di pelataran parkir dan warung makan Kawasan Karangkamulyan tak setiap hari, namun sewaktu-waktu saja.

Baca Juga: Berstatus Sebagai Tersangka Pencemaran Nama Baik, Nikita Mirzani Mangkir dari Panggilan Polisi  

Soalnya, habitat mereka sejatinya berada di hutan kawasan dilindungi tersebut mulai area pintu masuk situs hingga Sungai Citanduy-Sungai Cimuntur. Misalnya banyak pengunjung yang
membawa banyak makanan, monyet baru muncul.

"Saat bulan puasa, keluarnya jarang, paling pagi atau sore," ujar Desi.

Selain monyet, di Karangkamulyan terdapat primata lainnya yakni lutung. Tetapi yang biasa muncul adalah monyet. Kadang monyet-monyet muncul kalau dipanggil oleh pedagang kacang setempat.

Baca Juga: Kalah di Leg Pertama Piala Presiden 2022, Borneo FC Akan Balas Dendam Dihadapan Ribuan Pendukungnya

"Sering dipanggil-panggil oleh emang penjual suuk yang sering berjualan dekat pedagang siomay, lalu monyet itu muncul," tutur Desi, petugas dari Pemkab Ciamis berstatus honorer yang telah empat tahun bekerja di sana.

Sering terlihatnya monyet di kawasan tersebut, berbeda dengan beberapa tahun lalu. Salah seorang pengunjung, Ujang (47), warga Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis, menyebutkan beberapa kali dirinya berkunjung ke lokasi tersebut.

Termasuk bersama orangtua dan saudaranya warga setempat saat masih anak-anak duduk di bangku SD pada medio tahun 1980-an. Selain itu tahun 1994 saat bersama teman sekolahnya di MAN 2 Ciamis menggelar perpisahan kelas di kawasan tak jauh dari pos pintu masuk.

Baca Juga: Jessica Iskandar Ditipu Rp9,8 Miliar oleh Perusahaan Penyewaan Mobil. Simak Kronologi Kejadian Berikut Ini

Namun saat itu, menurutnya, meskipun membawa makanan tak ada serangan monyet. Monyet pun jarang terlihat.

"Pada tahun 1994 itu saya botram lesehan bersama teman-teman acara perpisahan kelas di kawasan tak jauh dari pos. Saat itu aman-aman saja, tapi sekarang mah tak berani kalau makan karena di kawasan itu terlihat banyak monyet berkeliaran. Kecuali jalan biasa tak membawa makanan, kata petugas mah tak akan masalah," ujarnya.

Mengomentari hal itu, petugas tiket pos masuk lainnya, Suwartono, membenarkan saat ini monyet sering berkeliaran hingga kawasan pintu masuk bahkan ke area parkir dan warung-warung. Binatang itu pun sering merebut makanan.

Baca Juga: Sepucuk Surat Ditemukan di Lokasi Pembuangan Bayi di Kampung Panyusuhan, Tasikmalaya. Isi Suratnya Mengejutkan

Menurutnya hal itu karena populasi monyet di Karangkalumyan terus bertambah. "Wah, teu
kaetang jumlahna ayeuna mah, nambih teras (Enggak bisa dihitung jumlahnya sekarang mah, bertambah terus)," ujar Suwartono.

Namun ada cara agar pengunjung yang ingin membawa makanan sambil botram di area dekat pos sehingga makanannya tak direbut monyet. Pengunjung tinggal menghubungi petugas cagar alam atau suaka margasatwa Balai Cagar Budaya Karangkamulyan yang kantornya berada di sebelah pos pintu masuk.

"Jika didampingi petugas, monyet akan menjauh dan enggan merebut makanan pengunjung,
sehingga pengunjung bisa makan dengan tenang. Asal makannya di area dekat pos ini saja, jangan di lokasi situs," kata Desi.*

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler