Pemkab Tasikmalaya Dirundung Masalah Sekolah Ambruk. Sepanjang Tahun 2022, Lima Kejadian Bangunan Kelas Ambruk

28 September 2022, 11:02 WIB
Ruang kelas 4, 5 dan 6 di SDN Sindangrahayu Desa Kertarahayu Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya ambruk pada Minggu 25 September 2202 dinihari. Hal ini membuat proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SD tersebut menjadi terganggu.* /kabar-priangan.com/Aris MF/

KABAR PRIANGAN - Hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dinilai belum mampu untuk menyediakan sarana prasarana bangunan pendidikan yang layak dan memadai untuk masyarakatnya.

Kerusakan bangunan, khususnya yang terjadi di sejumlah Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Tasikmalaya setiap tahunnya terus bertambah.

Faktor usia bangunan yang sudah tua sehingga membuat material bangunan menjadi lapuk menjadi penyebab banyaknya laporan kejadian gedung sekolah ambruk.

Baca Juga: Akibat Tiga Ruang Kelas SDN Sindangrahayu Tasikmalaya Ambruk, KBM Akan Dipindahkan ke Madrasah

Sayangnya, anggaran untuk perbaikan sekolah tidak sebanding dengan jumlah sekolah rusak yang terus bertambah. Pemerintah daerah pun hanya mengandalkan bantuan DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk perbaikan sekolah rusak.

Sementara APBD sama sekali tidak mampu menanggulangi kerusakan bangunan sekolah yang jumlahnya mencapai ratusan lokal.

Berdasarkan catatan Kabar Priangan, selama tahun 2022 saja, sudah terjadi lima kejadian bangunan sekolah yang ambruk.

Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, Ini Pesan Lucy Dian Rosalin untuk Penderita Kanker

Rata-rata kasusnya akibat faktor usia bangunan yang telah lapuk dan tidak mampu lagi menopang beban berat bangunan. Ada pula bangunan sekolah yang rusak berat akibat faktor alam dan cuaca.

Akibatnya, aktivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) para siswa terganggu. Karena bangunan kelas ambruk, maka para peserta didik terpaksa harus mengungsi ke bangunan lain atau memakai tenda darurat.

Adapun lima kejadian sekolah ambruk di Kabupaten Tasikmalaya yaitu, dua lokal di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cikurawet di Desa Pasirmukti Kecamatan Cineam pada Sabtu, 19 Februari 2022.

Baca Juga: Musibah Tengah Malam, Kebakaran Pasar Banjarsari Ciamis Hanguskan 54 Kios

Dalam kejadian ini, akibat faktor usia bangunan yang sudah puluhan tahun mengakibatkan ruang kelas 1 dan kelas 3 ambruk.

Kejadian kedua yaitu enam lokal bangunan kelas SDN Bojongkapol Kecamatan Bojonggambir juga sangat memprihatinkan.

Pada Jumat, 22 Juni 2022, bangunan yang tersisa ambruk dan tidak bisa dipergunakan.

Baca Juga: Hasil Indonesia vs Curacao: Timnas Naik Paling Tinggi, Berikut Ini Daftar Anggota AFF di Ranking FIFA

Akhirnya 150 siswa mereka terpaksa harus belajar di tenda darurat. Kondisi ini sudah terjadi hampir setahun, namun hingga kini belum ada upaya perbaikan bangunan.

Kejadian berikutnya, bangunan kelas 3 dan ruang guru SDN 1 Puspahiang pada Kamis, 16 Juli 2022 juga ambruk. Sehingga dua ruangan tersebut tidak bisa dipergunakan kembali.

Para siswa dan guru kemudian mengungsi ke ruangan lain yang masih cukup layak ditempati. Meski kondisi bangunan lainnya pun tidak terlalu baik.

Baca Juga: Zodiak Hari Ini, Rabu 28 September 2022: Investasi di Masa lalu Scorpio akan Mendatangkan Hasil!

Kejadian keempat, pada Kamis, 11 Agustus 2022, dua lokal bangunan di SDN Denuh Kecamatan Culamega, yakni ruang kelas serta ruang guru ambruk.

Material bangunan merusak meja, kursi serta buku-buku di sekolah. Faktor kelapukan yang sama terjadi pula pada ruangan lainnya. Hingga hal ini tidak mustahil berpotensi mengakibatkan ambruknya ruangan kelas lain. 

Terakhir pada Minggu, 25 September 2022, tiga ruang kelas dan ruang UKS di SDN Kertarahayu Kecamatan Jatiwatas ambruk.

Baca Juga: Jadwal Samsat Keliling di Wilayah Priangan Timur Hari Ini, Rabu 28 September 2022

Selain 3 ruang tersebut, ruang guru, hingga toilet sekolah juga tidak kalah memprihatinkan. Hanya 3 lokal kelas saja yang masih layak ditempati karena baru direhab beberapa tahun lalu.

Kepala Sekolah SDN Bojongkapol Kecamatan Bojonggambir, Teti Rosnawangsih menuturkan, sebanyak 150 orang siswanya terpaksa belajar di tenda darurat yang dipinjam dari BPBD Kabupaten Tasikmalaya.

Hal tersebut dikarenakan semua ruang kelas yang biasa mereka pakai rusak akibat faktor usia.

Baca Juga: Kick Off Laga Persib Bandung vs Persija Jakarta Resmi Berubah, Simak Jadwal Baru Pekan 11 BRI Liga 1 2022/2023

"Kalau ruang kelas rusaknya sudah cukup lama, atapnya sudah pada bocor. Kemarin ditambah ada angin kencang, makin parah rusaknya, hingga akhirnya ruangannya benar-benar tidak bisa dipakai," ujar dia.

Dikatakan dia, sejak setahun lalu, enam ruangan kelas di SDN Bojongkapol semuanya rusak. Tidak hanya bocor, tapi bahkan ada yang sudah roboh. Hanya satu ruangan kelas saja yang masih bisa digunakan.

Akan tetapi pihak sekolah tetap dengan kondisi waswas menggunakannya. Karena hanya bisa digunakan jika cuaca cerah saja. Namun jika hujan tiba, satu ruangan inipun tetap bocor dan semua siswa dipindah tenda.

Baca Juga: D'Academy 5 Top 24 Grup 2 Show Malam Ini Live di Indosiar. Simak Jadwal Acara Indosiar Rabu 28 September 2022

"Jika cuaca cerah, maka bisa memakai kelas yang masih ada, meski disatukan. Namun kalau kondisi hujan, kita bagi dua shift belajar, yakni pagi dan siang. Mereka semua belajar di tenda," kata Teti.

Tati berharap segera adanya perbaikan untuk kelas yang mengalami kerusakan agar bisa digunakan secara optimal oleh 150 siswa yang ada di SD Negeri Bojongkapol.

Untuk biaya perbaikan atau pembangunan kelas, maka nilainya ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Nilai yang sangat fantastis dan tidak mungkin bisa ditanggulangi sekolah dari dana BOS.

Baca Juga: Tersangka Kasus Pembacokan di Pamarican Ciamis Ditangkap, Alasannya Kesal terhadap Korban yang Ugal-ugalan

Di SDN Sindangrahayu Jatiwaras, salah seorang guru, Deden Nurjaman mengatakan, kini sebanyak 80 siswa yang ruang kelasnya ambruk terpaksa belajar dengan menumpang ke bangunan madrasah terdekat.

Mereka terdiri dari kelas 4 sebanyak 31 orang, kelas 5 sebanyak 17 orang dan kelas 6 sebanyak 32 orang.

Dirinya menambahkan, bangunan sekolah pernah mengalami perbaikan atapnya saja pada tahun 2008 silam.

Baca Juga: Kuasa Hukum Ajukan Penangguhan Penahanan Tujuh Tersangka Kasus Pembongkaran Rumah oleh Rentenir di Garut

Sedangkan bangunan sekolahnya sudah dari tahun 1963. Pihak sekolah, lanjut Deden, sudah masukan data kerusakan kelas itu dalam Dapodik.

"Ruang kelas yang ambruk itu memang statusnya sudah tidak layak digunakan. Namun belum ada realisasi penanganan," jelas dia.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler