17 Siswa Luka-luka, Isak Tangis Sambut Kedatangan Murid dan Guru SMPN 3 Garut yang Kecelakaan di Purworejo

14 Februari 2023, 11:53 WIB
Isak tangis haru anggota keluarga siswa SMPN 3 Garut saat menyambut kedatangan rombongan siswa dan guru yang sebelumnya mengalami kecelakaan akibat bus yang mereka tumpangi terbalik di Purworejo, Jawa Tengah, seusai melaksanakan kegiatan studi banding dari Yogyakarta.* /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Ratusan anggota keluarga siswa dan guru SMPN 3 Garut yang mengikuti kegiatan studi banding ke Yogyakarta, berkumpul di sekitar gerbang SMPN 3 Garut di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Senin 13 Februari 2023. Mereka menanti kedatangan bus pembawa rombongan siswa dan guru yang sebelumnya sempat mengalami kecelakaan di wilayah Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Keluarga siswa dan guru bahkan rela menunggu kedatangan bus pembawa rombongan hingga berjam-jam lamanya. Beberapa di antaranya terlihat terus menitikkan air mata karena masih meras khawatir dengan kondisi anggota keluarga mereka.

Pantauan di lokasi, anggota keluarga siswa dan warga sudah terlihat berkumpul di depan gerbang SMPN 3 Garut sejak pukul 15.00 WIB. Sementara itu, bus pembawa rombongan baru tiba di sekitar lokasi pada pukul 17.00 WIB.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Bus Rombongan SMPN 3 Garut Mengalami Kecelakaan di Purworejo

"Kami sangat tak sabar menanti kedatangan adik saya yang ikut kegiatan study tour ke Yogyakarta agar dapat memastikan kondisinya. Sejak malam saya dan orang tua saya memang sudah mendengar kondisi adik saya itu hanya mengalami luka ringan tapi kami tetap belum tenang selama belum melihat secara langsung kondisinya", ujar Gina (29), keluarga dari salah satu siswa SMPN 3 Garut yang busnya mengalami kecelakaan.

Bahkan tutur Gina, selama menunggu kedatangan bus rombongan, ibunya tak henti-hentinya menangis. Ia terlihat begitu khawatir dengan kondisi anak bungsunya itu sehingga sejak mendapat kabar bus yang ditumpangi anaknya itu mengalami kecelakaan, ia terus-terusan menangis.

Disebutkan Gina, padahal dirinya dan anggota keluarga yang lainnya sudah membujuk sang ibu agar bisa lebih tenang. Pihak keluarga pun telah berulangkali menyampaikan jika kondisi sang anak hanya mengalami luka ringan. "Ibu baru terlihat tenang setelah rombongan sampai di sekolah dan dipertemukan dengan pihak keluarganya. Ibu sempat berteriak histeris ketika melihat adik saya berjalan dengan sedikit pincang sehingga ia langsung memeluknya sambil menangisinya," katanya.

Baca Juga: Mahfud MD Komentari Video Sopir Fortuner Rusak Brio di Senopati Jakarta: Seperti Film Gangster

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman yang ikut menyambut kedatangan rombongan siswa dan guru di kompleks SMPN 3 Garut, menyatakan jumlah siswa dan guru yang mengikuti kegiatan studi banding ke Yogyakarta dari SMPN 3 Garut ada 98 orang. Rinciannya, 92 orang siswa dan sisanya sebanyak enamorang guru pembimbing.   

Disampaikan Helmi, dari jumlah tersebut ada 17 siswa yang mengalami luka ringan dan sedang akibat kecelakaan bus yang mereka tumpangi di wilayah Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah ketika dalam perjalanan pulang, Minggu 12 Februari 2023 malam. Bus yang mengalami kecelakaan adalah Bus 2 karena mereka berngkat dengan menggunakan dua unit bus.

Siswa SMPN 3 Garut yang luka akibat kecelakaan bus mendapatkan penanganan setibanya di kompleks SMPN 3 Garut, Senin 13 Februari 2023.*

Dari hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan, imbuh Helmi, diduga ada siswa yang mengalami memar dan keseleo tulang akibat benturan saat bus mengalami kecelakaan. Selain itu, ada juga siswa yang diduga mengalami patah tulang sehingga harus dilakukan pemeriksaan dan penanganan medis lebih lanjut.

Baca Juga: 7 Tempat Wisata Kuliner di Bekasi yang Bisa Jadi Pemadam Kelaparan!

"Kebanyakan siswa yang mengalami luka sudah bisa diperbolehkan pulang mengingat luka yang dialaminya tidak terlalu parah. Namun ada juga beberapa siswa yang harus dirujuk agar mendapatkan penanganan lebih lanjut karena diduga mengalami patah tulang," ujar Helmi.  

Helmi memastikan, untuk biaya pengobatan para siswa yang mengalami luka sepenuhnya akan ditanggung Pemkab Garut. Dari 17 siswa yang mengalami luka, ia belum bisa memastikan berapa orang yang harus mendapatkan penanganan lanjutan karena rata-rata mereka mengalami luka dalam sehingga terlebih dahulu harus menjalani pemeriksaan lagi. 

Ia meminta kepada Kepala SMPN 3 Garut agar untuk beberapa hari ke depan ke 17 siswa yang mengalami luka akibat kecelakaan itu diliburkan dulu sekolahnya. Apalagi selain mengalami luka fisik, mereka juga mengalami trauma akibat kecelakaan yang telah dialaminya.   

Baca Juga: Lirik Lagu Seberapa Pantas dari Sheila On 7, Bawa Rahman Peroleh Tiga Standing Ovation di Indonesian Idol 

Diharapkan Helmi, peristiwa ini harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak terutama pihak sekolah agar lebih selektif lagi dalam memilih kegiatan, salah satunya study tour. Ke depannya, tiap sekolah yang akan menyelenggarakan study tour, terlebih dahulu harus laporan dan meminta izin dari Dinas Pendidikan. 

Hal ini dinilai Helmi sangat penting sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya hal-hal yang tak diharapkan seperti yang terjadi pada rombongan siswa dan guru SMPN 3 Garut saat melaksanakan kegiatan study tour ke Yogyakarta. Selain itu, pihak Disdik pun harus tegas dengan tidak memberikan izin kepada sekolah yang akan menyelenggarakan kegiatan di luar daerah jika dianggap manfaatnya kurang. 

"Studi banding itu penting guna menambah wawasan para siswa terkait sejarah atau budaya seperti halnya yang terdapat di daerah Yogyakarta. Namun saya minta agar pelaksanaannya benar-benar memenuhi syarat dan pemberian izinnya pun harus lebih diperketat lagi," ucap Helmi.

Baca Juga: Prediksi Susunan Pemain Persib Bandung vs PSM Makassar di BRI Liga 1, Lengkap dengan Head to Head Kedua Tim

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Garut, Ade Manadin, menambahkan daerah Yogyakarta selama ini memang selalu menjadi pilihan sekolah yang hendak melaksankan kegiatan studi banding. Hal ini dikarenakan di sana banyak hal yang bisa menjadi bahan pembelajaran baik secara budaya maupun sejarah.

Diungkapkannya, pihak sekolah yang ingin melaksnakan kegiatan studi banding sebaiknya terlebih dahulu mempertimbangkan berbagai faktor. Ia mencontohkan, faktor cuaca juga penting untuk diperhatikan ketika akan melaksanakan kegiatan studi banding apalagi ke tempat yang cukup jauh seperti Yogyakarta. 

"Masalah kecelakaan itu memang bukan kehendak kita dan itu bisa terjadi kapan dan di mana saja. Namun alangkah lebih baik lagi kalau sebelum memutuskan untuk berangkat studi banding, kita juga perhatikan berbagai faktor, salah satunya cuaca," kata Ade.

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar Selasa 14 Februari 2023: Tonton Siaran Langsung Big Match Persib Bandung vs PSM Makassar

Ia pun berjanji ke depannya akan lebih ketat lagi dalam memberikan izin kepada pihak sekolah yang akan menyelenggarakan kegiatan study tour atau kegiatan lainnya. Pihaknya akan lebih memastikan lagi apakah pihak sekolah sudah benar-benar mempertimbangkan dan mempersiapkan segalanya sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya hal yang tak diharapkan. 

Selain itu, Ade juga menegaskan pihaknya akan memastikan apakah pelaksanaan studi banding ini benar-benar merupakan keinginan para siswa atau hanya keinginan kepala skolah dan guru-guru semata karena adanya kepentingan tertentu. 

"Jangan sampai muncul kesan pihak sekolah atau guru yang memaksakan tempat tujuan studi banding sehingga juga muncul tudingan guru hanya numpang keren atau numpang pelesiran tanpa bayar melalui kegiatan berkedok study banding", ujarnya.***

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler