Ratusan Tenda PKL Padati Kawasan Pedestrian Cihideung Tasikmalaya, Sejumlah Tokoh Pengamat Turut Berkomentar

3 April 2023, 16:41 WIB
Sejumlah tenda PKL mulai berjajar di Kawasan Pedestrian Cihideung /kabar-priangan.com/Dian Maldini

KABAR PRIANGAN - Ratusan tenda Pedagang Kaki Lima (PKL) mulai memadati Kawasan Pedestrian Cihideung, Jalan Cihideung Kota Tasikmalaya Jawa Barat, pada Senin 3 April 2023.

Pantauan wartawan Kabar Priangan di lokasi pukul 10.00 WIB, sedikitnya ada 123 tenda yang sudah berdiri membuka lapak.

Seperti data yang didapatkan oleh wartawan Kabar Priangan dari pengurus Karang Taruna Cihideung, bahwa PKL yang akan menghuni kawasan Pedestrian Cihideung berjumlah sekitar 175.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Banjar Patroman yang Lagi Hits dan Viral, Wajib Dikunjungi saat Ngabuburit bareng Teman

Tenda berukuran 2x2 meter berwarna putih dibeli oleh para PKL dari salah seorang pengurus bernama H. Asep setiawan dengan harga Rp1.250.000.

Hal ini ditutur oleh Ujang (43), salah satu PKL Cihideung yang baru membeli tenda. Dirinya kini berjualan mengenakan tenda sebagai pelindung panas dan hujan.

"Tenda ini ukurannya 2x2 meter, belinya dari Pak H. Asep, salah seorang pengurus PKL. Harganya sih Rp1.250.000, bisa dicicil juga selama sebulan," tutur Ujang kepada wartawan.

"Dulu katanya tendanya warna-warni, seperti Payung Geulis yang nempel di sini. Jadi dibagi kelompok, ada penjual yang tenda kuning, tenda biru, tenda merah, dan hijau. Tapi entah kenapa warnanya jadi putih," tambah Ujang.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Para PKL Mulai Padati Kawasan Pedestrian Cihideung Kota Tasikmalaya

Kendati demikian, Ujang tak mempermasalahkan warna tenda, namun dirinya masih menunggu kepastian soal lapak PKL.

"Jadwal jualan kami mulai jam 8 pagi sampai 4 sore. Cuma, 15 hari sebelum lebaran Idul Fitri, kami diberi izin jualan hingga malam. Tapi Pemerintah masih belum jelas, sampai kapan kami para PKL bisa jualan di sini. Apalagi kemarin, dengarnya ada pro kontra," ucap Ujang.

Selain berjualan di jalur tengah Pedestrian, tak sedikit para PKL memakan jalur trotoar Cihideung. Bedanya, para PKL yang berjualan di trotoar hanya menggunakan bangku saja.

Kehadiran para PKL di kawasan Pedestrian Cihideung masih menimbulkan reaksi yang beragam. Pasalnya, fungsi pedestrian kini diambil alih lagi oleh para pedagang.

Baca Juga: 10 Cara Mencari Siaran TV Digital Set Top Box Secara Manual

Salah satu pengunjung bernama Hj Edah (62), asal Rajapolah menyampaikan kekhawatirannya, jika Pedestrian Cihideung akan kumuh jika dipadati oleh PKL.

"Bagusnya sih ada kawasan khusus pedagang untuk PKL. Karena takutnya begitu PKL penuh di sini (pedestrian Cihideung), nantinya teh kumuh lagi. Sudah nyaman gini buat pejalan kaki," katanya, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Pengamat Politik, Asep Tamam menuturkan bahwa persoalan PKL di Cihideung adalah pekerjaan Wali Kota Tasikmalaya yang belum tuntas.

"Sebetulnya persoalan yang dikerjakan oleh Pj Wali Kota Tasikmalaya ini adalah PR yang belum terselesaikan oleh Wali Kota Tasikmalaya masa Muhammad Yusuf. Solusinya kembali lagi ke Pj Wali Kota, mau ambil jalan tegas atau lembek," ucapnya saat dihubungi wartawan.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Tasikmalaya yang Lagi Hits 2023 dan Terbaru, Cocok untuk Ngabuburit bareng Teman

"Saya memang setuju, pedestrian itu tidak untuk para PKL. Bisa untuk keindahan kota Tasikmalaya yang bisa menarik para pengunjung dari luar kota," tambahnya.

Senada dengannya, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Adab dan Budaya Islam (STIABI) Riyadlul Ulum Condong Dadang Yudistira berpendapat bahwa masuknya para PKL ke Pedestrian Cihideung adalah karena keabaian Pemerintah.

"PKL masuk lagi ke Pedestrian Cihideung itu karena ada dua poin abai, yaitu abai karena memberikan celah kelonggaran bagi para PKL dan abai karena membiarkan PKL. Tadinya begitu rampung pedestrian, Pemerintah membiarkan pedagang di trotoar, akhirnya yang lain ikut berjualan. Harusnya pemerintah tegas, bila perlu lakukan tindakan persuasif demi aturan, meskipun lebih baiknya edukatif," pendapat Dadang.

Baca Juga: STMIK Tasikmalaya Ditutup oleh Kemendikbud Ristek, Ini Kampus yang Siap Tampung Mahasiswa!

"Apalagi sudah ada tokoh-tokoh yang bicara, jangan sampai relokasi PKL ini nanti disangkutpautkan dengan HAM dan lain sebagainya," tambahnya.

Sedangkan, tokoh masyarakat Singaparna H Teten Sudirman turut berkomentar, Pedestrian Cihideung harus dikembalikan lagi pada fungsi semula.

"Harusnya dikembalikan lagi sama fungsi pedestrian itu apa. Kalau dalam aturannya Pedestrian itu tidak untuk keindahan kota, artinya PKL dilarang berjualan di sana," tandasnya.***

Editor: Dian Maldini

Tags

Terkini

Terpopuler