KABAR PRIANGAN - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi menetapkan Idul Adha 1444 H jatuh pada hari Rabu tanggal 28 Juni 2023 melalui Maklumat Muhammadiyah No 1/MLM/I.0/E/2023.
Dalam menyambut ketetapan tersebut, berikut lokasi shalat Idul Adha yang dirilis oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Cimahi.
Dilansir dari muhammadiyah-jabar.id, terdapat 3 lokasi penyelenggaraan shalat Idul Adha yang tersebar di wilayah Cimahi, yaitu:
1. Lapangan Rajawali
Jln Gatot Subroto, Cimahi Tengah, Kota Cimahi
Imam/Khatib: Ustadz Rif’an Ali Hafidz (Ketua PCIM Sudan)
Penyelenggara: PDM Kota Cimahi
2. Kampus MTs MA Asih Putera
Jln Cihanjuang, Cimahi Utara, Kota Cimahi
Imam/Khatib: dr. H. E. Kusdinar Achmad, MPH
Penyelenggara: DKM Masjid Asih Putera
3. Komp. PPTM Cibabat
Jln Pasantren, Cimahi Utara, Kota Cimahi
Imam/Khatib: Ustadz Wildan Nugraha
Penyelenggara: DKM Sabiilul Muttaqiin
Dengan diselenggarakannya Idul Adha 1444 H pada Rabu tanggal 28 Juni 2023, maka hari ini, Selasa 27 Juni 2023 warga Muhammadiyah sedang menjalankan puasa Arafah, 9 Dzulhijjah 1444 H.
Sekilas mengenai hisab hakiki wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah
Penggunaan hisab hakiki oleh Muhammadiyah ini dipilih karena perhitungan yang dilakukan terhadap peredaran Bulan dan Matahari diyakini paling tepat berdasarkan kondisi Bulan dan Matahari pada saat itu.
Nama hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal dimaksudkan karena matahari terbenam lebih dahulu daripada bulan walaupun dengan jarak waktu yang berdekatan, satu menit atau kurang.
Masukan ini diberikan oleh pakar falak Muhammadiyah, Wardan Diponingrat yang memahami hilal berlandaskan pada QS. Yasin [36] ayat 39-40, diperkuat dengan hadis dan konsep fikih lainnya serta didukung ilmu astronomi.
Baca Juga: Pendaftaran Jalur Mandiri Unnes dengan Nilai UTBK Telah Dibuka! Simak Tata Cara Pendaftarannya
Mengapa Muhammadiyah tidak memilih hisab hakiki imkanur rukyat?
Dalam melihat hilal, terdapat beberapa metode hisab hakiki. Selain hisab hakiki wujudul hilal, terdapat hisab hakiki imkanur rukyat.
Sama seperti hisab hakiki wujudul hilal, hisab hakiki imkanur rukyat juga mensyaratkan bulan berada di atas ufuk saat matahari tenggelam pada hari konjungsi.
Namun hingga saat ini para ahli belum menemukan kesepakatan dalam menentukan berapa derajat ketinggian bulan di atas ufuk sebagai salah satu syarat hisab hakiki imkanur rukyat.
Baca Juga: 4 Warga Singajaya Garut Selamat dari Maut, Setelah Evakuasi Korban yang Jatuh ke Sumur
Karena hal tersebut, maka Muhammadiyah memilih hisab hakiki wujudul hilal yang menetapkan seberapapun tinggi posisi bulan, jika bulan sudah berada di atas ufuk maka esok harinya adalah hari pertama bulan baru, hal ini termasuk jika tinggi posisi bulan hanya 0.1 derajat.***