Ridwan Kamil Resmikan 'Smart Green House' di Wanaraja Garut

- 28 Januari 2021, 11:09 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat meresmikan
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat meresmikan /Aep Hendi/

KABAR PRIANGAN - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meresmikan "smart green house" atau sistem pertanian infus menggunakan teknologi di perkebunan yang ada di wilayah Kampung Cikole, Desa Wanasari, Kecamatan Wanaraja, Rabu (27/1/2021). Sistem perkebunan seperti ini diharapkannya bisa lebih memajukan pertanian di Kabupaten Garut karena menggunakan teknologi yang lebih baik.

“Sistem pertanian infus ini menggunakan teknologi, dimana di masa depan pertanian tidak lagi konvensional tapi sudah menggunakan teknologi yang
bisa menghemat dan mengatur air. Dengan demikian petani bisa menumbuhkan produknya sampai dua belas bulan dan sistem ini kita mulai di Garut
tepatnya di Wanaraja," ujar pria yang akrab disapa Emil ini.

Setelah diterapkan di Garut, tutur Emil, ke depannya sistem ini juga akan disebarkan di seluruh Jawa Barat, bahkan juga tak menutup kemungkinan di
seluruh Indonesia. Dengan penerapan sistem ini, petani akan lebih diuntungkan dan tidak terlalu direpotkan terutama untuk pemenuhan air karena air
yang dibutuhkan jauh lebih hemat dibanding sistem konvensional seperti yang selama ini diterapkan.

Baca Juga: Tanding Persahabatan Tim PON Jabar Kalahkan Perses Sumedang

Selain meresmikan sistem smart green house, dalam kesempatan tersebut Emil juga berkesempatan mengikuti kegiatan panen raya jagung hibrida. Ia
menilai saat ini komoditas jagung tengah menjadi kebutuhan yang sangat tinggi di masyarakat.

"Alhamdulillah saat ini kita juga bisa melaksanakan panen jagung dimana saat ini jagung tengah menjadi primadona mengingat tingkat kebutuhan
masyarakat yang tinggi. Kita akan bekerja sama dengan Provinsi Sumatra Barat sebagai bagian dari partner Jawa Barat melalui BUMD kami yaitu Agro
Jabar,” katanya.

Direktur Utama Agro Jabar, Kurnia Fajar, mengatakan ada beberapa hal yang mendorong Agro Jabar masuk ke dunia bisnis jagung. Salah satunya adalah
adanya komitmen dari salah satu perusahaan penyedia benih jagung.

Baca Juga: Geger! Seorang Penumpang Bus Budiman Asal Karawang Ditemukan Tewas, Diduga Terpapar Covid-19

Diungkapkan Kurnia, pihaknya mendapatkan partner yang tepat yaitu Benindo sehingga akhirnya memutuskan untuk menanam jagung. Agro Jabar menanam
jagung di kebun kita masyarakat dan Benindo berkomitmen tidak hanya menjadi distributor benih jagung saja akan tetapi Agro Jabar tahun depan bisa
memiliki benih sendiri.

Ia menyampaikan, tentunya ada alasannya kenapa pihaknya memilih Kabupaten Garut sebagai tempat peresmian "smart green house" atau sistem pertanian
infus ini. Selama ini Garut dikenal sebagai daerah penghasil jagung terbaik sehingga Garut juga disebut sebagai kabupaten jagung.

"Di Jawa Barat ini ada sebelas kabupaten yang menanam jagung. Namun dari sebelas kabupaten tersebut, Garutlah yang paling hebat sehingga kami
putuskan untuk memilihnya," ucap Kurnia.

Baca Juga: Waduh! Wanita Cantik di Tasik Edarkan Miras Impor dan Lokal, Begini Kronologisnya

Sementara itu Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, mengatakan bahwa Kabupaten Garut memiliki lahan seluas 35 ribu hektar yang ditanami jagung. Lahan
seluas itu menurutnya belum termasuk yang lahan kerja sama masyarakat dengan Perhutani maupun dengan Perkebunan sehingga jika dikalkulasikan,
jumlahnya jauh lebih luas lagi.

Dijelaskannya, dalam satu tahun Kabupaten Garut bisa menghasilkan 500 ribu ton jagung.

"Kalau dikalikan dua, berarti 70 ribu hektar bakal dipanen dan sekali panen itu ada 7 kwintal. Jadi kurang lebih satu tahun itu Kabupaten Garut
menghasilkan 500 ribu ton jagung dan tentu saya sangat bergembira sekali karena nanti Agro Jabar yang punya lahan di Kabupaten Garut kurang lebih
2 ribu hektar itu bisa dijadikan juga sebagai sentral kebun jagung agar produksi jagung Kabupaten Garut menjadi semakin meningkat,” kata Helmi.

Pasokn daging sapi

Dalam kesempatan itu, Emil juga mengatakan bahwa Jawa Barat selama ini mendapatkan suplai kebutuhan daging sapi dari Provinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB). Dengan adanya suplai tersebut, ia berharap agar kedepannya kebutuhan daging sapi tidak melulu mengandalkan impor dari luar.

 “Kami dengan bangga mendapatkan suplai daging sapi secara antar provinsi yaitu dengan Nusa Tenggara Barat. Suplai kebutuhan daging Jawa Barat
mudah-mudahan tidak selalu mengandalkan impor dari Australia tapi bisa mandiri melalui pasar dan suplai dalam negeri, khususnya NTB yang
diproklamasikan sebagai provinsi sejuta sapi,” ujar Emil.

Masih menurut Emil, sapi dari NTB bukan langsung potong, melainkan bisa melakukan penggemukan dari bibitnya.
Ia berharap suatu hari nanti suplai
kebutuhan daging sapi disuplai diri sendiri, maksimal datang dari perdagangan intra provinsi, bukan lintas negara.

Lebih jauh dituturkannya, jika hal itu bisa terjadi, maka Jabar akan juara. Untuk memulainya bisa didahului dengan proyek penggemukan dari dalam
negeri sendiri dan setelah itu suplai untuk Jawa Barat ada yang murni dari jawa Barat.***

 

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x