Sebanyak 549 Santri Negatif dari Klaster Pesantren di Kota Tasik Mulai Dipulangkan

- 16 Februari 2021, 21:11 WIB
Suasana saat penjemputan santri di komplek pesantren. Bagi santri yang negatif dan dipulangkan tetap harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari sesampainya di rumahnya masing-masing
Suasana saat penjemputan santri di komplek pesantren. Bagi santri yang negatif dan dipulangkan tetap harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari sesampainya di rumahnya masing-masing /Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya serta pihak pondok pesantren Persis 67 Benda di wilayah Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya memulangkan sejumlah santri yang negatif Covid-19 mulai, Selasa(16/2/2021).

Mereka dipulangkan ke daerahnya masing-masing yang hampir semuanya dijemput oleh pihak keluarganya.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (dinkes) Kota Tasikmalaya Asep Hendra Hendriana mengatakan, jumlah santri yang dipulangkan dari pondok pesantren tersebut jumlahnya sebanyak 549 orang.

"Pemulangan para santri yang negatif dilakukan secara bertahap. Rata-rata mereka dijemput oleh keluarganya," ujar Asep, Selasa (16/2/2021).

Baca Juga: Selain Covid, di Masa Pandemi Penderita Tuberkolosis (TB) di Kota Tasikmalaya Tinggi

Menurutnya, para santri yang negatif dan dipulangkan tetap harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari sesampainya di rumahnya masing-masing.

Meraka tidak diperbolehkan beraktivitas atau kontak erat baik dengan anggota keluarganya maupun masyarakat umum.

"Walau hasil tes PCR negatif, tapi mereka kan sempat kontak erat dengan santri lain yang terkonfirmasi dalam satu lingkungan di pesantren selama kurang lebih enam hari saat menunggu hasil.

Baca Juga: Hasil Tes Swab Klaster Pesantren Kota Tasikmalaya, Sebanyak 380 Orang Terkonfirmasi Positif Covid-19

Sehingga ketika pulang pun mereka harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari dan cek PCR kembali," ucap Asep.

Ia juga menuturkan, dari pemeriksaan swab PCR pada 8 Februari yang hasilnya diperoleh pada 14 Februari 2021, ada jeda waktu selama satu pekan dan para santri ini masih berada di dalam satu tempat.

Di khawatir ujar dia, ada penularan virus lagi, makanya diharuskan untuk isolasi mandiri karena statusnya kontak erat.

"Untuk isolasi di pesantrennya kami upayakan dalam satu kamar itu diisi oleh 4 sampai 5 santri. Sehingga nanti yang negatifnya yang belum dievakuasi dibagi di beberapa ruang tempat tidur sehingga potensi berkerumunnya rendah," tuturnya.***

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x