470 Santri Negatif di Pesantren Benda Tasikmalaya Telah Dipulangkan

- 19 Februari 2021, 16:48 WIB
Sejumlah santri putri terkonfirmasi Covid -19 klaster pesantren di Kota Tasik saat akan dilakukan isolasi di Hotel Crown Kota Tasikmalaya, Senin, 15 April 2021 lalu..
Sejumlah santri putri terkonfirmasi Covid -19 klaster pesantren di Kota Tasik saat akan dilakukan isolasi di Hotel Crown Kota Tasikmalaya, Senin, 15 April 2021 lalu.. /Dok. kabar-priangan.com / Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Ratusan santri Pesantren Persis 67 Benda Kota Tasikmalaya terkonfirmasi positif Covid-19.

Para santri yang positif itu sudah menjalani isolasi di sejumlah tempat. Sementara santri yang telah dipastikan negatif telah seluruhnya dipulangkan ke rumahnya masing-masing.

Pimpinan Pesantren Persis 67 Benda Kota Tasikmalaya, Ustaz Asep Abdul Hamid mengatakan, mayoritas santri dan pengajar yang terkonfirmasi positif berstatus sebagai orang tanpa gejala (OTG) dan diisolasi di sejumlah tempat terpisah. Hanya ada beberapa orang yang bergejala dan dirawat di rumah sakit.

"Yang ke rumah sakit itu sebelum ini mereka sudah sakit. Jadi mereka punya gejala," kata dia, Jumat 19 Pebruari 2021.

Baca Juga: Positif Covid-19 di Kantor Samsat Ciamis Bertambah 15 Orang, Totalnya Jadi 53 Orang

Ia menambahkan, seluruh santri yang telah dinyatakan negatif seluruhnya sudah dipulangkan ke rumah masing-masing.

Namun, lantaran para santri negatif itu sempat melakukan kontak erat dengan santri yang positif selama menunggu hasil swab, yang dipulangkan harus terlebih dahulu melakukan tes swab antigen.

Menurut dia, sebagian santri yang sudah dipulangkan telah menjalani tes swab antigen di klinik pesantren.

Terdapat sekira 470 santri yang telah dipulangkan. Namun, ada beberapa santri yang sebelumnya dinyatakan negatif, hasil antigennya reaktif.

"Akhirnya mereka tak jadi pulang. Isolasi dulu di pesantren. Ada 10 orang yang yang semula negatif menjadi positif," kata dia.

Baca Juga: 1.500 Nakes di Kota Tasikmalaya Belum Dapatkan Vaksinasi pada Tahap Pertama

Ia menyebutkan, saat ini santri dan pengajar yang diisolasi di asrama pesantren saat ini berjumlah 185 orang. Jumlah itu bertambah 10 orang, yang hasil tes swab antigennya positif, dari sebelumnya 175 orang.

Sementara berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya terakhir, setidaknya terdapat 383 orang di lingkungan pesantren itu yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Dari total kasus yang ada, 333 orang di antaranya merupakan santri dan 50 pengajar dan karyawan pesantren tersebut.

Baca Juga: Sehari Tak Bisa Dihubungi, SR Ditemukan Tewas di Rumahnya

Mereka yang terkonfirmasi positif diisolasi tersebar di sejumlah tempat, yaitu 110 orang di Hotel Crown, 55 orang di Rumah Sakit Dewi Sartika, lima orang di RSUD dr Soekardjo, 175 orang di pesantren, satu orang di RSHS, satu orang di Puskesmas Lakbok Ciamis, tiga orang telah pulang, dan 33 orang isolasi mandiri.

Asep menambahkan, para santri yang berstatus OTG akan berakhir masa isolasinya pada Selasa pekan depan. Baik santri yang menjalani isolasi di Hotel Crown, Rumah Sakit Dewi Sartika, dan asrama pesantren, akan dipulangkan setelah melewati masa isolasi.

"Hari Selasa Insya Allah semua berakhir isolasinya," ujar dia.

Ihwal penyebab munculnya kasus terkonfirmasi positif di lingkungan pesamtren itu, Asep mengaku tak mengetahui secara pasti. Namun, ada dugaan penularan Covid-19 terjadi akibat interaksi dengan warga sekitar pesantren.

Baca Juga: Alhamdulillah! Plt Wali Kota Besok Jalani Vaksinasi Covid, dr. Asep : Lansia Boleh, Asalkan,,,

Menurut dia, sebelumnya di wilayah Benda, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, terdapat klaster keluarga. Diduga ada warga yang suka menitip dagangan ke pesantren yang terkonfirmasi positif. "Kemungkinan dari sana," kata dia.

Asep mengklaim, selama ini pihaknya selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. Jika tak memiliki keperluan mendesak, orang dari luar pesantren tak diizinkan masuk, termasuk orang tua santri.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr. Hendra Herdiana mengatakan, tim survailans dari puskesmas setempat telah melacak sejumlah warga di sekitar lingkungan pesantren yang menjadi kontak erat.

Baca Juga: Adanya ODGJ Hamil Kemudian Meninggal, Kadinkes Prihatin

Menurut dia ada 5-10 orang yang diduga pernah melakukan kontak dengan penghuni pesantren tersebut dalam beberapa hari terakhir.

"Kita nanti akan tracking terus, termasuk kontak erat dari pengajar yang tinggal di luar pesantren," kata dia.

Ihwal perbedaan data total kasus antara dinas kesehatan dan pihak pesantren, Hendra menjelaskan, data di dinas seluruhnya berdasarkan hasil swab PCR. Sementara tambahan 10 kasus versi pesantren merupakan hasil tes swab antigen.

"Tentu yang reaktif antigen akan ditindaklanjuti dengan swab PCR," kata dia.***

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x