Generasi Milenial Lebih Hapal Artis Korea Ketimbang Mang Koko

- 1 Maret 2021, 08:02 WIB
KETUA Dewan Penasehat DKKT Hj.Rukmini Yusuf Affandi berbicara dalam acara raker DKKT di RM Baraya Sunda, Sabtu (27/2/2021).*
KETUA Dewan Penasehat DKKT Hj.Rukmini Yusuf Affandi berbicara dalam acara raker DKKT di RM Baraya Sunda, Sabtu (27/2/2021).* /Kabar-Priangan.com/Irman Sukmana/

KABAR PRIANGAN - Perkembangan teknologi digital telah berperan menggerus kelangsungan hidup seni budaya. Faktanya, budaya korea maupun Jepang kini mendominasi gaya hiduo generasi milenial.

"Generasi saat ini termasuk di Tasikmalaya justru lebih hafal biografi penyanyi korea ketimbang maestro kawih asal Tasikmalaya sekelas Mang Koko," kata kata Ketua Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya Bode Riswandi.

Hal itu dikatakan Bode saat Musyawarah Kerja DKKT di RM Baraya Sunda Sabtu, 27 Februari 2021. "Mereka juga lebih fasih bicara mode maupun budaya asing ketimbang perkembangan daerahnya sendiri," katanya.

Baca Juga: Ketua DKKT Bode : Pandemi Bukan Halangan untuk Berkreasi

Banyaknya karya-karya seni digital, termasuk di masa pandemi Covid-19 saat ini menjadi kajian serius jajaran pengurus DKKT. "Karya mereka tentu saja harus tetap diwadahi, diakui dan diperlakukan sebagai karya seni yang sesuai dengan fitrahnya," kata dia.

Menyadari adanya semacam sinyal bahaya yang "merongrong" seni budaya serta merespon maraknya karya seni digital, kata Bode, pihaknya tak bisa berdiam diri.

Salah satu program yang akan dilaksanakan diantaranya penerbitan buku  bertajuk "Bunga Rampai Seniman dan Budayawan Tasikmalaya", menggelar festival kawih Mang Koko, fasilitasi pengelolaan website DKKT yang lebih baik, produksi film dokumenter hingga pelatihan virtualisasi berkesenian.

Baca Juga: Dewan Kebudayaan Sumedang  Harus Mampu Mengimplentasikan Nilai Budaya Sunda

Ketua Dewan Penasehat DKKT, Hj. Rukmini Yusuf Affandi memandang jajaran Pengurus DKKT cukup peka terhadap perkembangan fenomena yang terjadi di tengah masyarakat dalam merespon seni budayanya.

Menurutnya, kepekaan itu boleh jadi muncul karena para pengurus kompak serta rajin dan intens berdiskusi serta melakukan kajian. Dengan banyaknya darah muda yang menghuni kepengurusan DKKT, kata dia, tentunya bisa jadi angin segar.

"Sebab sedari awal kita berharap ada regenerasi di semua rumpun  seni yang ada. Mudah-mudahah kolaborasi pengurus tua dan muda itu bisa meramu program yang tepat dalam merangkul komunitas seni yang boleh jadi belum tersentuh dan tergabung dalam DKKT," kata dia.

Baca Juga: Dorong Pemulihan Ekonomi Lewat Wisata dan Budaya

Ia pun meminta Pengurus DKKT rajin menyambangi generasi muda dalam memperkenalkan seni budaya tradisioal, agar kekhawatiran punahnya seni budaya sunda di kemudian hari tidak terjadi.

Sementara Muslim memandang bahwa DKKT perlu terus memperkuat kemitraan dengan sejumlah media, karena media bisa menjadi kanal bagi DKKT dalam mempublikasikan keanekaragaman seni dan budaya yang ada.

"Kehadiran website DKKT juga penting untuk terus dikembangkan agar jadi wadah berekpresi bagi pelaku seni dan budaya menunjukan eksitensinya," kata dia. (Irman S)***

 

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x