Harga Jual Gabah Terjun Bebas, Petani Pangandaran Merugi

- 10 Maret 2021, 08:42 WIB
Petani di Kecamatan Parigi memanen padi hasil tanam mereka, Selasa 9 Maret 2021. Harga jual gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Kabupaten Pangandaran kini turun drastis sehingga membuat petani merugi.
Petani di Kecamatan Parigi memanen padi hasil tanam mereka, Selasa 9 Maret 2021. Harga jual gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Kabupaten Pangandaran kini turun drastis sehingga membuat petani merugi. /kabar-priangan.com/Agus K/

KABAR PRIANGAN - Harga jual gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Kabupaten Pangandaran turun drastis. Kondisi ini menyusul datangnya musim panen padi pertama pada tahun 2021 ini, sehingga produksi melimpah sedangkan permintaan tidak berubah.

Mutiah (50), salah seorang petani di Kecamatan Parigi me­ngatakan harga jual GKP bia­sanya berada di kisaran Rp 4.500 sampai Rp 5.000 per kilogram. Namun saat ini harga jual turun sampai menyentuh Rp 3.700 per kilogram.

“Alhamdulillah, hasil panen padi tahun ini sih bagus dan me­muaskan. Sayangnya memasuki puncak panen raya harga gabah kering panen turun drastis sekitar Rp 1. 300 per kilogram dalam dua pekan terakhir ini. Padi hanya diterima Rp 3.700 per kilogram. Hitungannya rugilah kalau dijual segitu,” kata Mutiah, Selasa 9 Maret 2021.

Baca Juga: Puluhan Kantong Plastik Diduga Sampah Medis Covid-19 Dibiarkan Menumpuk

Dia menilai turun harga gabah saat memasuki puncak panen raya padi pada tahun 2021 di daerahnya disebabkan minimnya permintaan gabah di tengah pandemi Covid-19.

“Walaupun harga murah, terpaksa kami jual untuk keperluan biaya hidup. Lagi pula gabah yang baru dipanen itu kalau akan disimpan harus dikeringkan dulu. Butuh biaya dan waktu lagi, sementara kami terdesak kebutuhan. Jadi dijual saja walaupun harga murah," kata Mutiah.

Proses menjemur gabah biasanya dilakukan petani secara manual di atas tikar dan terpal. Proses pengeringannya membutuhkan waktu sekitar tiga hari untuk 1 ton gabah.

Baca Juga: Pemerintah Pantau Klaster Ziarah dan Senam Aerobik

"Memang su­dah biasa saat panen raya pasti harganya ancur-ancuran. Repot jadi petani mah," kata Mutiah.

Halaman:

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x