Tenggelamnya Kapal Kayu di Teluk Jakarta, YLKI: Narasi Penumpang Tak Bisa Berenang, Konyol

- 22 Maret 2021, 22:30 WIB
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi /DOK PRIBADI/

KABAR PRIANGAN - Tenggelamnya kapal kayu di perairan Teluk Jakarta, Minggu 21 Maret 2021, menimbulkan keprihatinan berbagai kalangan.

Diberitakan, dari 16 orang yang tenggelam, tiga orang diantaranya meninggal dunia. Tragisnya, narasi yang dibangun dari ketiga orang yang meninggal tersebut karena diduga tidak bisa berenang.

Menurut Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, munculnya narasi diduga tidak bisa berenang itu jelas merupakan narasi konyol.

Baca Juga: Kisruh Partai Demokrat, Mardani Ali Sera: Kudeta Politik Berbahaya Bagi Demokrasi

"Itu jelas narasi konyol, lho kok jadi persoalan penumpang yang tidak bisa berenang yang disorot? Emang prasyarat naik kapal harus bisa berenang? Sangat aneh," kata Tulus dalam pernyataan pers YLKI yang diterima kabar-priangan.com, Senin 22 Maret 2021.

Tulus menilai hal yang menjadi pokok persoalan bukan penumpang yang tak bisa berenang. Namun ada hal yang jauh lebih penting dan mendasar.

"Persoalan yang utamanya, justru kenapa kapal kayu yang tidak layak itu dibiarkan beroperasi. Kenapa semua pihak baik Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian Perhubungan membiarkannya? mendiamkannya? (Kecelakaan seperti) ini sudah sering terjadi, tapi dibiarkan," ujar Tulus.

Baca Juga: Maling Sepatu Di Masjid Agung Manonjaya Dihakimi Warga

Tulus prihatin karena selevel Jakarta tapi angkutan umum perairan tidak layak alias kacau. Karena di ibu kota saja seperti itu, lantas bagaimana untuk pinggiran Indonesia. "Fenomena ini tidak boleh dibiarkan," kata alumnus Fakultas Hukum Unsoed itu.

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x