Penyandang Canet Mamat : Keterbatasan Jangan Dijadikan Alasan Untuk Tidak Beribadah di Bulan Ramadan

- 16 April 2021, 15:27 WIB
Meski kekurangan fisik, tetapi Mamat, penyandang tuna netra masih semangat tadarus alquran menggunakan Alquran braille. Mamat tadarus bersama ratusan penyandang cacat lainnya melalui daring.
Meski kekurangan fisik, tetapi Mamat, penyandang tuna netra masih semangat tadarus alquran menggunakan Alquran braille. Mamat tadarus bersama ratusan penyandang cacat lainnya melalui daring. /kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Meski di tengah keterbatasan, para penyandang disabilitas tuna netra di berbagai daerah tetap bisa mengisi kehidmatan bulan suci Ramadan dengan berbagai aktivitas keagamaan guna lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Salah satunya mereka melaksanakan tadarus Al-quran secara bersamaan dengan menggunakan Al-Quran khusus yang menggunakan hurup arab braille (vice note).

Jika biasanya atau sebelum ada pandemi corona para penyandang tuna netra Kota Tasikmalaya yang tergabung di sebuah yayasan tuna netra bernama Yayasan Al-Hikmah mengerjakan tadarus bersama secara tatap muka, namun di tengah pandemi covid saat ini, mereka melakukan tadarus bersama melalui daring dengan memanfaatkan aplikasi chating dengan media Al-Quran Braille.

Baca Juga: Melatih Kesabaran dengan Berpuasa

Ketua Yayasan Tuna netra Al-Hikmah Cintarasa Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Mamat Rahmat (57) memimpin langsung kegiatan yang rutin tiap harinya dilaksanakan setiap sesudah melaksanakan ibadah solat taraweh atau mulai pukul 20.00 wib hingga pukul 21.00 wib.

Menurut Mamat, kegiatan tadarus tersebut diikuti ratusan penyandang tuna netra di berbagai daerah di Indonesia.

"Jamaah kami ini tidak hanya di Kota Tasikmalaya dan sekitarnya saja, tapi hampir disetiap wilayah di Indonesia yang tergabung dalam Yayasan Louise Braille Indonesia. Bahkan ada salahsatu jamaah berasal dari negri Jiran Malaysia," ujar Mamat, Jumat 16 April 2021.

Baca Juga: Doa Buka Puasa ala Rasulullah SAW

Dikatakan Mamat, jika biasanya pada setiap Bulan Ramadan mereka melakukan tadarus secara tatap muka, namun guna mengantisipasi penyebaran virus covid-19 mereka bertadarus sistim online lewat media aplikasi chatting telegram dan wathshapp.

"Covid masih ada, sehingga untuk mencegah penularan hampir semua aktivitas yayasan yang berhubungan dengan pembelajaran kita lakukan secara daring," ujar Mamat.

Setiap harinya kata Mamat, usai solat tarawih dirinya siap memimpin tadarusan.Setelah ratusan peserta siap mengikuti tadarusan, dia pun langsung membuka Al-Quran hurup braille nya dan langsung membacakan ayat - ayat Quran dengan pasih.

Setelah itu, Mamatpun mempersilahkan kepada peserta tadarusan untuk secara bergantian membaca Al-Quran dan dirinyapun siap membetulkan bila ada peserta tadarusan yang kurang tepat dalam melapalkan Al-Quran baik huruf maupun mahraznya.

Baca Juga: Umrah dan Perjanjian Hudaibiyah

"Setelah itu kitapun melakukan diskusi atau pembahasan secara garis besar terkait arti dan makna surat yang telah dibaca tadi," katanya.

Mamat mengatakan, adanya pandemi covid jangan dijadikan untuk tidak atau mengurangi kegiatan keagamaan dibulan yang penuh barkah ini.

Bahkan kata dia ada hikmah dibalik covid dimana pelaksanaan kegiatan ibadah dibulan Ramadan khususnya bisa dilakukan dengan jumlah yang lebih banyak karena dilakukan melalui daring.

"Pesertanya lebih banyak, bahkan hampir dari semua daerah di Indonesia. Jika tatap muka pesertanya paling yang ada di Tasikmalaya saja," ujar Mamat.

Mamat juga berpesan kepada seluruh penyandang disabilitas khususnya tuna netra, agar keterbatasan tidak dijadikan alasan untuk tidak mendekatkan diri kepada Allah SWT khususnya di Bulan Ramadan.

"Saya juga mengajak kepada warga tuna netra yang belum bergabung, agar mau bergabung untuk bersama sama menggelorakan siar Islam khususnya dibulan yang penuh barokah ini," ujar Mamat.***

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah