Hikmah Ramadan: Saum dan Kemajemukan Sosial

- 8 Mei 2021, 10:23 WIB
Dr. H. Tatang Ibrahim, M. Pd, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Bandung
Dr. H. Tatang Ibrahim, M. Pd, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Bandung /DOPK PRIBADI/

Kerja sama sosial semacam ini tidak bisa kita hindari. Dan tidak bertentangan dengan firman Allah:

”Wahai manusia, sesunggunya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mengenal” (QS Alhujurat: 13).

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dikatakan pada garis besarnya semua manusia apabila ditinjau dari unsur kejadiannya —yaitu tanah liat— sampai dengan Adam dan Hawa a.s. sama saja.

Dengan demikian kemajemukan sosial menjadi keniscayaan apabila kita sebagai kaum yang beriman menghindarinya.

Kemajemukan sosial merupakan sunnatulloh yang harus kita rawat bersama dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih di suasana wabah covid-19 yang masih menghantui umat manusia, saatnya kita menumbuhkan rasa empati kepada sesama umat dan bangsa, tanpa memandang suku, ras, agama dan yang lainnya.***

Oleh Dr. H. Tatang Ibrahim, M. Pd.
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah