Masjid Agung Tasik Tak Gelar Salat Ied, Masyarakat Bereaksi. Basuki: Kebijakan Pemkot Diskriminatif

- 9 Mei 2021, 17:17 WIB
Basuki Rahmat
Basuki Rahmat /DOK PRIBADI/

Di lain pihak, dosen STIA Tasikmalaya, DR. H. Basuki Rahmat justru mempertanyakan kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya soal ini.

Yang menjadi pertanyaan, kata Basuki, kenapa di masjid orang dibatasi untuk beribadah, tetapi di tempat-tempat hiburan dan mal-mal dibiarkan saja.

“Jangan menutup mata. Coba lihat di pusat perbelanjaan, orang berjubel berlama-lama. Kenapa itu dibiarkan saja. Ini kan aneh. Ini paradoks,” kata Basuki.

Baca Juga: Asal Patuhi Protokol Kesehatan, Pemkab Tasik Perbolehkan Salat Id di Masjid

Menurut dia, kalau memang pemerintah mau benar-benar mengatasi penyebaran covid karena saat ini Tasikmalaya zona merah, maka setiap tempat yang berpotensi terhadap penularan covid benar-benar dibatasi.

“Ini kan aneh. Hanya jalan yang ditutup, tetapi pusat perbelanjaan tak ditutup. Cafe dan rumah makan tetap dibiarkan buka. Coba lihat saat buka, orang berjubel dibiarkan begitu saja,” kata dia.

Jadi, kata dia, kalau memang pemerintah ingin mengatasi covid, maka semua tempat yang berpotensi terjadi kerumunan orang harus dibatasi.

Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Tidak Menyetujui Pembaruan WhatsApp?

“Kebijakan yang diambil oleh pemerintah ini harus jelas dan harus dimengerti oleh publik. Sementara kebijakan soal ini kan diskriminatif. Orang mau beribadah dibatasi, tetapi di tempat lain dibiarkan begitu saja,” kata dia.

Soal resiko pembatasan di pusat-pusat perbelanjaan yang akan berdampak pada geliat ekonomi masyarakat, menurut Basuki, justru yang sangat penting ini saat ini adalah mengatasi masalah covid.

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x