Sampai Minggu Ketiga Bulan Mei 2021 Ditemukan 506 Kasus Terkonfirmasi Covid-19 Hasil RT-PCR di Ciamis

- 24 Mei 2021, 22:02 WIB
Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona /Sumber : Pixabay/

KABAR PRIANGAN - Laju kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Ciamis mengalami puncaknya pada minggu terakhir bulan Maret dengan rata-rata terkonfirmasi positif covid-19 dengan test PCR sekitar 31 kasus perhari dan mulai mengalami penurunan secara signifikan dan mencapai rata-rata 21 kasus terkonfirmasi perhari pada minggu ini.

Hal tersebut diungkapkan Kabid P2P Dinas Kesehatan Ciamis, dr. Bayu Yudiawan, Senin, 24 Mei 2021. Sambungnya, kenaikan yang tajam seringkali terjadi 2 sampai 4 minggu setelah adanya libur panjang yang meningkatkan mobilisasi dan interaksi masyarakat sampai Minggu ke-3 bulan Mei 2021, ditemukan 506 kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 dengan test RT-PCR.

"Sementara data keseluruhan distribusi penyebaran kasus konfirmasi berdasarkan kelompok usia terbanyak yaitu pada kelompok usia produktif, sedangkan kasus kematian terbanyak pada usia diatas 60 tahun. Kasus pada anak-anak dibawah 18 tahun sebanyak 13 persen," terangnya.

Baca Juga: Sopir Wali Kota Banjar Positif Covid, Terpaksa Bu Wali Jalani Isolasi Mandiri

Kematian pasien terkonfirmasi Covid-19 di kabupaten Ciamis sendiri didominasi oleh faktor komorbid-nya 80%, dimana komorbid tersebut variatif diagnosisnya seperti penyakit kronis Diabetes, Kanker, Jantung dan Hipertensi dan diperberat oleh faktor usia dimana 84% kematian terjadi pada usia diatas 50 tahun.

Untuk tren perkembangan kasus sendiri, dikatakannnya, terjadi peningkatan awal pada Bulan Oktober dan rebound sehingga mencapai puncak pada tanggal 9 Januari 2021 sebanyak 570 Kasus aktif.

"Penambahan kasus harian tertinggi sebanyak 34 kasus pada 22 Januari 2021. Angka kesembuhan harian tertinggi 106 kasus pada 8 Maret 2021," imbuhnya.

Baca Juga: Dua Motor Adu Bagong di Ciamis, Satu Orang Kritis

Faktor penyebab peningkatan kasus diutarakan dr. Bayu, diantaranya dibukanya aktivitas sosial dan ekonomi hingga mengakibatkan tingginya interaksi dan pergerakan orang.

"Adanya libur panjang, masih kurangnya kedisiplinan, strategi treatment yang kurang tepat, serta peningkatan klaster perkantoran yang berdampak pada lingkungan keluarga dan komunitas," sambungnya.***

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x