Kasus Covid- 19 Melonjak, Pemkab Garut Batasi Kunjungan Wisatawan Maksimal 25 Persen

- 6 Juni 2021, 23:35 WIB
Salah seorang pengunjung menjalani tes antigen untuk memastikan tidak terpapar Covid-19 sebelum mengikuti kegiatan di Resort Kampung Sampireun, Kecamatan samarang, Kabupaten Garut, Minggu 6 Juni 2021.
Salah seorang pengunjung menjalani tes antigen untuk memastikan tidak terpapar Covid-19 sebelum mengikuti kegiatan di Resort Kampung Sampireun, Kecamatan samarang, Kabupaten Garut, Minggu 6 Juni 2021. /kabar-priangan.com/ Aep Hendy

KABAR PRIANGAN - Melonjaknya kembali kasus Covid-19 di Kabupaten Garut memaksa pemerintah setempat untuk selalu tegas dalam penerapan protokol kesehatan. Hal ini

berlaku untuk berbagai sektor termasuk pariwisata guna mencegah penyebaran Covid-19 lebih parah.

"Kita terapkan protokol kesehatan dengan sangat ketat, termasuk untuk sektor pariwisata. Ini harus kita lakukan guna mencegah penyebaran Covid-19 yang lebih parah," ucap Bupati Garut, Rudy Gunawan, Minggu 6 Juni 2021.

Dikatakannya, di tengah melonjaknya kasus Covid-19 di Garut, pihaknya memang tak menutup secara total objek-objek wisata.

Baca Juga: OJK Sebut Kalangan Ibu-ibu Priangan Timur yang Terjerat 'Pinjol' Cukup Tinggi

Namun demikian, penerapan protokol kesehatan yang ketat tetap diberlakukan salah satunya adanya pembatasan jumlah pengunjung.

Sesuai aturan, diungkapkan Rudy, jumlah pengunjung di obejk wisata dibatasi tidak boleh lebih dari 25 persen dari kapasitas tempat.

Hal ini guna mencegah terjadinya kerumunn yang tentunya akan sangat rentan terhadap terjadinya penyebaran Covid-19.

Menurut Rudy, saat ini kasus Covid-19 di Kabupaten Garut terus mengalami peningkatan setiap harinya dan hal ini terjadi pascalibur Lebaran 2021.

Baca Juga: Bocah Perempuan Usia 2 Tahun di Tasikmalaya Ditemukan Tewas di Kolam Ikan

Oleh karenanya, untuk mencegah terus terjadinya penyebaran, diperlukan adanya langkah-langkah pencegahan yang bisa memutus penulran virus yang membahayakan tersebut.

Rudy menjelaskan, pihaknya juga secara acak terus melaksanakan tes antigen baik terhadap warga Garut maupun para pengunjung yang berasal dari luar Garut.

Untuk pelaksanaan tes antigen secara acak itu, tidak dilakukan pungutan biaya apapun alis gratis kepada mereka yang menjalaninya.

Guna mencegah terus terjadinya penyebaran Covid-19 di Garut, dengan tegas Rudy juga meminta kepada para pengunjung dari luar Garut untuk jujur terkait kondisi kesehatan mereka.

Baca Juga: Atas Komitmen Kemanusiaan, Muhammadiyah Himpun Donasi Rp32 M untuk Palestina

Bahkan akan lebih baik lagi untuk mereka yang tengah sakit, agar tidak memaksakan untuk pergi berwisata dulu untuk mencegah terjadinya hal yang tak diharapkan, di antaranya terjadinya penularan Covid-19.

"Untuk para wisatawan yang datang ke Garut, kami juga melakukan tes antigen akan tetapi dilakukan secara acak, tidak semuanya mengingat keterbatasan anggaran. Syukur-syukur kalau pihak hotel atau pengelola tempat wisata mampu melaksanaknnya, itu tentu jauh lebih baik lagi," ujarnya.

Namun untuk pengukuran suhu tubuh kepada setiap pengunjung yang datang, menurut Rudy itu mau tidak mau harus dilakukan pihak pengelola tempat wisata atau hotel.

Disamping itu, adanya tempat cuci tangan juga menjadi keharusan selain membatsi jumlah pengunjung tak lebih 25 persen dari kapasitas tempat.

Baca Juga: Dalam Sehari, 2 Kasus Asusila Terjadi di Tasik: Gadis Dicabuli Teman, dan Anak 9 Tahun Dicabuli Tetangga

Menanggapi adanya ketentuan yang dikeluarkan Pemkab Garut terkait penerapan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19, Senior Sales Manajer Resort Kampung Sampireun, Rina Anwar, menyampaikan kesiapannya untuk melaksanakannya.

Bahkan selama ini, pihaknya telah menerapkan protokol kesehatan dengan sangat ketat baik kepada karyawan maupun pengunjung.

"Penerapan protokol ini memang sudah menjadi kewajiban di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Ini sudah jauh-jauh hari kita laksanakan mulai dari penyediaan tempat cuci tangan, peringatan penggunaan masker untuk seluruh karyawan dan pengunjung, serta pencegahan adanya kerumunan melalui pembatasan jumlah pengunjung," ujar Rina.

Baca Juga: Hyung Jun Kim: Pemerintah Perlu Belajar Otonomi Daerah ke Muhammadiyah

Dengan dilakukannya penerapan protokol kesehatan yang baik di tempat wisata termasuk hotel, menurut Rina hal itu bukan hanya berguna bagi upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

Lebih dari itu, penerapan protokol kesehatan juga akan membawa citra yang baik bagi pihak pengelola tempat wisata atau hotel sehingga akan menimbulkan kepercayaan bagi para pengunjung jika mereka benar-benar aman datang ke tempat tersebut.

Dalam rangka penerapan protokol kesehatan, katanya, pengelola Resort Kampung Sampireun bahkan sudah sering melaksanakan tes antigen terhdap para pengunjung.

Hal ini terutama dilakukan kepada para tamu yang datang secara rombongan yang akan menyelenggarakan kegiatan di Kampung Sampireun.***

 

Editor: Sep Sobar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah