Harga Telur Terus Anjlok, Petani Ayam Petelur Kota Tasikmalaya Ancam Lepaskan Ribuan Ekor Ayam di Bale Kota

- 29 September 2021, 20:28 WIB
Salah seorang pegawai melakukan aktivitas pangambilan telur di kandang ayam petelor milik salah seorang petani ayam petelor di Kawalu Kota Tasikmalaya, Rabu 29 September 2021.*
Salah seorang pegawai melakukan aktivitas pangambilan telur di kandang ayam petelor milik salah seorang petani ayam petelor di Kawalu Kota Tasikmalaya, Rabu 29 September 2021.* /kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Peternak ayam petelur di Kota Tasikmalaya ancam akan melepas ribuan ayam di halaman Bale Kota Tasikmalaya.

Ancaman tersebut sebagai bentuk ketidakpuasan patani ayam petelur terhadap pemerintah yang dianggap tidak tanggap terhadap keterpurukan para petani ayam petelur akibat anjloknya harga telur saat ini.

"Ya karena kami sudah berat untuk beli pakan, ya kita lepas saja ayamnya di Balai Kota. Jangan kalau telur ayam harganya tinggi saja pemerintah langsung datang ke petani termasuk dari BI dengan alasan harga telur menyebabkan inflasi Kota Tasikmalaya tinggi. Sementara ketika petani terpuruk pemerintah seolah lepas tangan," ujar salah seorang peternak ayam petelur Kawalu Kota Tasikmalaya H.Nandang Suryana, Rabu, 29 September 2021.

Dikatakan Nandang, keterpurukan petermak ayam petelur saat ini sudah terjadi sejak dua bulan lalu. Selama itu kata Nandang belum ada peran pemerintah Kota Tasikmalaya yang berkomitmen untuk membantu para petani agar segera keluar dari keterpurukan.

Baca Juga: Ketua DPD RI Sebut Kerajaan di Nusantara Miliki Sumbangsih Besar Bagi Berdirinya NKRI

"Saya kira pemerintah perlu hadir di tengah keterpurukan ini. Jangan biarkan petani atau peternak dengan kondisi keterpurukan ini seluruhnya beralih ke usaha lain, mau bagaimana coba, yang rugikan masyarakat. Makanya pemerintah perlu hadir," ujar Nandang.

Selama ini kata Nandang, tidak hanya di telur, ketika harga diserahkan kepada mekanisme pasar maka hukum dagang yang berlaku. Artinya lanjut dia, ketika permintaan sedikit sementara suplai banyak, otomatis harga akan turun.

Sebaliknya ketika suplai kurang permintaan banyak maka harga akan naik.

"Nah kondisi inilah yang sekarang terjadi. Mungkin karena daya beli masyarakat yang menurun akibat pandemi, atau mungkin juga karena ada bansos yang di dalamnya ada telur sehingga masyarakat masih punya stok dari bantuan tersebut, yang menyebabkan permintaan telur ke pasaran oleh masyarakat turun," katanya.

Baca Juga: Alex, Atlet Disabilitas Asal Kota Banjar Siap Berlaga Prapernas Papua 2021 

Halaman:

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x