KABAR PRIANGAN - Jumlah pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Cihideung, Kota Tasikmalaya, terus menyusut akibat kekurangan pembeli. Sejumlah PKL mengatakan, sejak adanya penertiban jumlah pembeli terus berkurang bahkan penyusutan mencapai hingga 40 persen.
"Sekarang pedagang yang sudah tidak berjualan maupun masih berjualan tapi hanya sesekali, tinggal 40 persen," ujar Ian (33), salah seorang PKL Cihideung, Selasa 23 November 2021.
Menurut Ian, pengunjung PKL Cihideung Kota Tasikmalaya tidak seperti dulu lagi. Dulu PKL Cihideung merupakan salah satu primadona pusat pembelanjaan di Kota Tasikmalaya khususnya untuk kalangan menengah ke bawah.
Baca Juga: Jelang Migrasi TV Analog ke Digital, 44.000 RTM di Sumedang Diusulkan Dapat Bantuan Set Top Box
"Ya, kalau dulu dari tahun 2010 ke bawah memang Cihideung ini merupakan pusat perbelanjaan yang banyak dikunjungi, khususnya masyarakat dari pelosok karena harganya harga kali lima," ujar Ian.
Namun saat ini, lanjut dia, seiring dengan banyaknya pasar kaget seperti Pasar Reboan, Pasar Kojengkang dan lainnya, mengakibatkan pengunjung ke Cihideung semakin berkurang.
"Apalagi sejak pandemi Covid-19, pedagang di sini lebih terpuruk karena kebanyakan pembeli lebih memilih belanja secara online," katanya.
Baca Juga: Ada Sekolah Misbar di Garut, Kondisinya Bolong-bolong, Nyaris Ambruk, Sering Dimasuki Hewan
Adapun kebanyakan PKL yang mulai berhenti berjualan, tutur Ian, sebagian besar PKL yang berjualan pakaian. "Pedagang fashion atau pakaian pembelinya terus menyusut. Menurut saya kemungkinan besar akibat terpengaruh membeli secara online," ujar Ian.