Kondisi Memprihatinkan MTs Darul Munaajjah, Tak Ada WC Siswa Kencing di Kebun, Semua Guru Berstatus Honorer

- 24 November 2021, 22:39 WIB
Suasana kegiatan belajar mengajar MTs Darul Munaajjah di Kampung Mekarsari, Desa Sukanagara, Kecamatan Peundeuy, Kabupaten Garut, yang kondisinya sangat memprihatinkan.* 
Suasana kegiatan belajar mengajar MTs Darul Munaajjah di Kampung Mekarsari, Desa Sukanagara, Kecamatan Peundeuy, Kabupaten Garut, yang kondisinya sangat memprihatinkan.*  /Kabar-Priangan.com/Dok. MTs Darul Munaajjah



KABAR PRIANGAN - MTs Darul Munaajjah di Kampung Mekarsari, Desa Sukanagara, Kecamatan Peundeuy, Kabupaten Garut, kondisinya sangat memprihatinkan. Ternyata seluruh guru di sekolah yang berada di Garut selatan itu pun tidak ada yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS).

Kepala MTs Darul Munaajjah, Supyan, mengatakan, jumlah siswa sekolahnya sebanyak 83 orang terdiri kelas I, II, dan III (VII, VIII, dan IX). Sedangkan jumlah guru 15 orang ditambah lima staf pengajar. 

"Tidak ada satu pun yang PNS termasuk saya, semuanya berstatus honorer dan sukwan (sukarelawan)," ujarnya, Rabu 24 November 2021.

Baca Juga: Ada Sekolah Misbar di Garut, Kondisinya Bolong-bolong, Nyaris Ambruk, Sering Dimasuki Hewan

Bagaimana sistem penggajiannya? Ternyata gaji mereka pun tidak pasti karena hanya mengandalkan bantuan operasional sekolah (BOS). "Ya, pokoknya kami serbaprihatin, dari mulai kondisi bangunan sekolah maupun kesejahteraan guru ya seperti inilah," ujar Supyan.

Makanya, lanjut Supyan, untuk memenuhi kebutuhan hidup para guru juga nyambi sebagai petani, pedagang keliling, dan pekerjaan serabutan lainnya. Tak hanya itu, Supyan menyampaikan bahwa sekolah pun tidak memiliki water closet (WC) untuk guru maupun siswa.

"Memang tak ada WC, kalau guru atau siswa akan buang air besar atau kecil, biasanya ikut ke rumah warga terdekat, ke masjid, atau pulang dulu ke rumahnya. Tapi ada sebagian siswa kalau kebelet ingin kencing terpaksa pergi ke kebun dekat sekolah," tutur Supyan.

Baca Juga: Sejarah Hari Guru Nasional yang Diperingati Setiap 25 November

Supyan menuturkan, sejak dibangun tahun 2012, baru 3-4 tahun belakangan ini kondisi bangunan sekolah terlihat rusak. "Sudah lebih dari 10 kali kami mengajukan bantuan melalui proposal ke berbagai pihak baik melalui orang terdekat atau kenalan, termasuk ke kantor wilayah," ujarnya.

"Tapi hasilnya nihil, termasuk juga ke partai politik, DPRD Kabupaten Garut, dan pihak-pihak lainnya. Minta bantuan selalu pakai proposal belum pernah melalui online," ucap Supyan, menambahkan.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x