Warga Kota Tasikmalaya Tunjukkan Superioritas dalam Event Lomba Ngurek Piala Gubernur Jabar, Sukses Juara 1

- 17 Januari 2022, 22:12 WIB
Seorang peserta saat memperlihatkan belut atau lubang hasil pancingannya dalam lomba ngurek di Bumi Ageung, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya.*
Seorang peserta saat memperlihatkan belut atau lubang hasil pancingannya dalam lomba ngurek di Bumi Ageung, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya.* /Kabar-Priangan.com/Erwin R Widiagiri

KABAR PRIANGAN - Ngurek yang biasa dilakukan oleh warga dalam mengisi waktu sekaligus mengais belut di sawah atau di kolam, kali ini dijadikan ajang lomba. 

Lomba ngurek (memancing ikan lubang dan sidat) dengan hadiah motor ini merupakan yang ketiga kalinya digelar di Desa Pagersari Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya, Minggu 16 Januari 2022.

Ngurek sebagai budaya orang lembur sengaja dijadikan lomba agar generasi mendatang tetap mengenalnya. Perlombaan ini bisa dibilang langka karena di zaman sekarang selain budayanya sudah mulai ditinggalkan warga, juga dampak alih fungsi sawah atau kolam menjadi perumahan.

Baca Juga: Viral, Maling Motor di Halaman Klinik AMC Pagendingan Tasikmalaya Terekam Kamera CCTV

Imbasnya lubang atau sidat atau belut menjadi sangat sulit ditemukan. Meski saat ini telah mulai banyak dibudidayakan.

"Warga mulai meninggalkan ngurek kerena belut atau ikan lubang sangat langka akibat adanya perubahan ekosistem," kata Seniman dan Pemerhati Kebudayaan Sunda, H Taufik Faturohman.

Taufik menginisiasi lomba ngurek itu karena peduli terhadap semakin hilangnya budaya orang lembur. Awalnya lomba hanya tingkat lokal, namun karena banyak juga peminatnya sekarang sudah memperebutkan Piala Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Baca Juga: Tersangka Penganiayaan terhadap Istri Menggunakan Gas Melon di Tasikmalaya, Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara

Ia mengatakan, ngurek merupakan tradisi khas Sunda yang sudah mulai ditinggalkan, padahal orangtua zaman dahulu ngurek sudah menjadi kebiasaan. Begitu juga dengan ikan lubang atau lebih dikenal sidat yang sudah sulit ditemukan diperparah dengan adanya perubahan ekosistem.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x