Nurdin Yana mengungkapkan, sebelum adanya kebijakan baru dari pihak Kementerian Kesehatan, capaian vaksinasi dosis pertama di Garut yang tercatat di Kementerian Kesehatan hanya mencapai 75 persen. Hal ini karena ada data yang dipegang oleh penyandang kegiatan vaksinasi yang tak dimasukan ke data Kabupaten Garut.
Adanya kebijakan pengembalian data ini dinilai Nurdin Yana, sebagai sebuah keuntungan yang sangat besar bagi Garut.
Meski saat ini capaian vaksinasi di Garut sudah melampaui target, akan tetapi disampaikan Nurdin Yana, kegiatan vaksinasi di Garut masih terus dilaksanakan, khususnya untuk dosis dua dan tiga. Ketersediaan vaksin untuk vaksinasi warga pun untuk saat ini dipastikan aman karena Garut terus menerus mendapatkan suplai dari pemerintah.
"Patut kita syukuri pula bahwa suplai dosis vaksin dari pemerintah ke Garut ini lancar baik yang langsung ke Pemkab Garut maupun lembaga lainnya seperti TNI dan Polri. Dengan demikian, ketersediaan vaksin untuk warga dipastikan aman," ucap Nurdin Yana.
Baca Juga: Selain yang Pro, Pembangunan Jalan Tol Batikcap di Garut Juga Ada yang Kontra, Ini Penyebabnya
Faktor lain disamping capaian vaksinasi yang sudah tinggi, tambah Nurdin Yana, masuknya Garut ke PPKM Level 1 juga disebabkan tingkat "bed occupancy rate" di Garut yang cenderung kosong. Hal ini juga ditambah nihilnya hasil tracking dan tracing, hingga tidak adanya kematian akibat Covid-19.
Namun di sisi lain, katanya, pihaknya saat ini mulai mengantisipasi lonjakan kasus omicron yang saat ini cukup marak di sejumlah negara. Langkah antisipasi yang dilakukan di antaranya dengan menyiapkan 60 bed di rumah sakit apabila nanti terjadi outbreak.
Nurdin Yana juga mengingatkan kepada semua pihak untuk terus menjaga dan melaksanakan prokes sesuai yang telah ditetapkan yakni dengan menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.***