KABAR PRIANGAN - Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya masih cukup tinggi. Bahkan selama kurun waktu tahun 2021, dengan kasus kematian akibat DBD 21 kasus, kota ini masuk sepuluh besar kota tertinggi kasus kematian DBD se-Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Asep Hendra Herdiana, Jumat 21 Januari 2022. Sedangkan untuk kasusnya, selama tahun 2021 tercatat sebanyak 870 kasus positif DBD.
Dari jumlah kasus DBD meninggal tersebut, lanjut Asep, lebih dari 70 persen adalah anak-anak atau usia di bawah usia 18 tahun. "Warga yang terpapar hampir sama yaitu mayoritas remaja dan anak, kemudian dewasa juga jumlahnya cukup banyak," ujar Asep.
Baca Juga: Sejumlah Pasien Ditolak Rawat Inap oleh RSUD dr Slamet Garut, Ini Alasannya
Angka kasus terpapar DBD di Kota Tasikmalaya tersebut, lanjut Asep, termasuk yang tinggi walaupun tidak sampai masuk 10 besar kota tertinggi kasus DBD di Jawa Barat maupun secara nasional.
Namun, untuk kasus kematiannya dengan angka kematian mencapai 21 kasus, Kota Tasikmalaya masuk 10 besar kasus kematian akibat DBD secara nasional berdasarkan feedback dari Kementrian Kesehatan pada Nopember 2021.
"Jadi memang angka kasus DBD di Kota Tasikmalaya harus terus diwaspadai apalagi hingga saat ini musim penghujan masih belum mereda dimana potensi itu tetap ada. Karena kalau musim hujan biasanya banyak genangan air bersih tempat nyamuk berkembang biak," ujar Asep.
Baca Juga: Melintasi Wilayah Garut, Bupati dan Sekda Kompak Minta Nama Garut Masuk Dalam Nama Jalan Tol Getaci
Asep menambahkan, pada tahun ini juga atau hingga pertengahan Januari 2022, telah terdapat satu kasus kematian akibat DBD di Kota Tasikmalaya. Adapun penyebab tingginya angka kematian kasus DBD di Kota Tasikmalaya disebabkan karena tidak terdiagnosa dari awal.