Wah, Kota Tasikmalaya Masuk 10 Besar se-Indonesia Angka Kasus Kematian DBD

- 21 Januari 2022, 19:20 WIB
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Asep Hendra Herdiana.*
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Asep Hendra Herdiana.* /Kabar-Priangan.com/Asep MS

"Sebenarnya DBD ini kan penyakit yang bisa diobati, namun jika tidak terdiagnosa dari awal atau setelah terjadi pendarahan kemudian rembes ke pembuluh darah dan tidak ketahuan akibatnya patal, itu yang menyebabkan penderita meninggal dunia," katanya.

Karenanya, tambah Asep, terdeteksinya penyakit DBD itu kalau penderita secepatnya dites. Setelah dites dan hasil tesnya secara spesifik dan sensitif dia merespos  positif, berarti dia terdeteksi terkena DBD.

Baca Juga: Penelitian Terbaru Nocebo, Efek Samping Vaksin Covid-19 Akibat Sugesti

Adapaun yang paling mudah mendeteksi dini DBD, ujar Asep, dengan memberantas sarang nyamuk. "Karena kalau sarangnya tidak ada, tidak akan ada nyamuknya. Jangan sampai kita membiarkan nyamuk berkembang biak dengan tidak melakukan pencegahan," ujarnya.

"Jangan sampai menunggu setelah ada yang kena demam, baru ramai menyalahkan hujan dan sebagainya, itu kan bukan solusi," katanya.

Menurut Asep, banyak upaya untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu dengan PSN plus. Plusnya itu adalah upaya lain seperti di rumah menggunakan kelambu, memakai lotion anti nyamuk, menanam bunga lavender yang tidak disukai nyamuk dan sebagainya.

Baca Juga: Bocah ini Selamat dalam Tabrakan Maut Simpang Muara Rapak Balikpapan, Saat Ayah dan Ibunya Dikabarkan Kritis

Untuk wilayah endemik DBD di Kota Tasikmalaya, ujar Asep, dilihat dari tabelnya masih berada di kisaran pusat kota seperti di Kecamatan,Tawang, Cipedes dan Cihideung, dimana karakter sebagian masyarakatnya cuek, kurang memperhatikan lingkungan.

"Selain itu bangunan yang padat dan lainnya yang selama inimemang menjadi problematika pelik penyebaran kasus DBD," tuturnya.

Namun demikian, kata Asep, sejauh ini pemerintah sudah melakukan berbagai upaya pencegahan seperti menjalankan gerakan satu rumah satu jumantik. Dengan gerakan juru pemantau jentik tersebut, setiap rumah bisa melaporkan kepada RT/RW atau ke puskesmas secara berjenjang.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah