Menurut pengakuan Uloh, saat hendak memasuki perlintasan tersebut, dirinya seolah-olah ada yang menarik ke dunia lain, sehingga tak sadar dengan lingkungan sekitar.
“Masuk pintu perlintasan, seperti masuk ke dunia lain. Kita masuk ke alam bawah sadar,” terangnya.
Uloh mengatakan, dari semua kejadian kecelakaan di pintu lintasan kereta api Kampung Warung Sumedang tersebut, rata-rata korban adalah para pendatang.
“Setiap kejadian, korbannya selalu pendatang. Namun baru kali ini korbannya warga asli Manonjaya,” katanya.
Menurut Uloh, warga setempat meyakini jika melintasi rel kereta api di lokasi tersebut harus membunyikan klakson.
“Warga mempercayai, jika ingin tak terjadi apa-apa, saat hendak melintasi rek kereta api tersebut harus membunyikan klakson dulu,” kata Uloh.
Baca Juga: Majelis Hakim Tegur Saksi Dalam Persidangan Dugaan Makar Tiga Jenderal NII di Garut
Uloh tak tahu, sejak kapan mitos membunyikan klakson itu muncul. Hanya saja warga memang mempercayai mitos tersebut.
"Sepintas membunyikan klakson adalah hal mistis untuk "menyapa" makhluk alam lain. Tapi sejatinya, membunyikan klakson adalah ikhtiar kita agar tetap sadar, fokus dan konsentrasi saat memasuki perlintasan,” ucapnya.