KABAR PRIANGAN - Musim hujan yang masih terjadi di Kota Tasikmalaya saat ini, membuat kasus demam berdarah dengue (DBD) di kota ini terus bertambah.
Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya per 21 Maret 2022, terdapat 505 kasus DBD sejak Januari 2022. Dari jumlah korban kasus DBD tersebut, sebanyak 11 orang dilaporkan meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra Herdiana, mengatakan, penambahan kasus positif Covid 19 di Kota Tasikmalaya masih terus terjadi meski penambahannya tak terlalu banyak.
Baca Juga: Kabar Baik! Mulai Sekarang Wajib Pajak di Sumedang Bisa Bayar Tagihan Melalui Hape Masing-masing
Kendati demikian, kasus kematian akibat DBD di Kota Tasikmalaya pun cukup tinggi. "Data dari Januari, kasusnya mencapai 505 kasus dan sudah ada 11 orang yang meninggal akibat DBD," kata Asep, Senin 21 Maret 2022.
Dari 11 orang yang meninggal dunia akibat DBD itu, tambah Asep, mayoritas masih berusia anak-anak. Bahkan, beberapa diantaranya masih bayi atau belum genap berusia satu tahun.
Menurut Asep, kasus DBD masih akan terus terjadi mengingat saat ini Kota Tasikmalaya masih memasuki musim penghujan. Artinya selama musim hujan, potensi munculnya genangan air yang menjadi tempat nyamuk bersarang masih ada sehingga populasi nyamuk DBD tetap tinggi.
"Makanya selama tingkat kesadaran masyarakat melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) belum menguat, selama musim hujan nyamuk akan terus berkembang biak," kata dia.
Berdasarkan data yang ada di Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, kasus DBD di Kota Tasikmalaya tersebar di seluruh kecamatan. Adapun Kecamatan Tawang merupakan wilayah dengan kasus paling tinggi DBD dengan jumlah kasus sebanyak 84 kasus.
Wilayah tertinggi kasus DBD selanjutnya adalah Kecamatan Mangkubumi sebanyak 76 kasus DBD, Kawalu 62 kasus, Cibeureum 54 kasus, Tamansari 50 kasus, Cipedes 44 kasus, Bungursari 36 kasus, Cihideung 36 kasus, Purbaratu 29 kasus, dan Kecamatan Indihiang 23 kasus.
Atas masih tingginya kasus DBD di Kota Tasikmalaya ini, Asep mengimbau masyarakat dapat meningkatkan kesadaran untuk memantau tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk.
Setelah itu, upaya 3M (menguras, menutup, dan mengubur) tempat bersarang nyamuk harus terus ditingkatkan. "3M plus, plusnya itu memberikan lotion antinyamuk, mudah-mudahan dengan upaya tersebut dapat mencegah kasus DBD di Kota Tasikmalaya," ujarnya.*