KABAR PRIANGAN - Kegiatan Sanlat (Pesantren Kilat) bagi Kades (Kepala Desa) di Sumedang sempat mengundang polemik.
Kegiatan Pesantren Kilat atau Sanlat yang diikuti oleh seluruh Kades di Sumedang dianggap terlalu kemahalan biayanya sehingga sempat menimbulkan polemik.
Ya, dalam kegiatan Pesantren Kilat tersebut, para kades selain harus mengikuti kegiatan selama dua hari, namun juga harus membayar biaya kegiatan sebesar Rp2,5 juta perorang.
Baca Juga: Tempat Wisata di Sumedang Ini Sangat Eksotis, Tapi Kurang Populer
Biaya inilah yang menimbulkan polemik karena dianggap terlalu kemahalan untuk kegiatan yang digelar selama dua hari.
Sebagaimana diketahui, kegiatan Sanlat itu sendiri diikuti oleh sekitar 270 orang Kades. Bila per Kades biayanya sebesar Rp 2,5 juta, maka total anggaran keseluruhan untuk kegiatan Sanlat Kades di Sumedang ini, nilainya bisa mencapai Rp 675 juta.
Dimintai tanggapan mengenai hal tersebut, salah seorang kades peserta Sanlat ternyata mengaku puas dengan kegiatan Sanlat tersebut.
Baca Juga: Kabar Buruk! Persib Bandung Terancam Kehilangan 9 Pemain Inti di Laga Pamungkas BRI Liga 1 2021
"Jujur, saya pribadi awalnya merasa kemahalan. Soalnya, kegiatan pesantren yang hanya dua hari biayanya bisa sampai Rp 2,5 juta," kata Kades Ciuyah Kecamatan Cisarua, Suharja, melalui sambungan telepon whatsApp, Rabu 23 Maret 2022.
Namun setelah dirinya datang dan mengikuti kegiatan Sanlat, kata Suharja, kecurigaan itu tiba-tiba saja langsung hilang.