Sempat Menuai Polemik, Ini Rincian Biaya Sanlat Kades di Sumedang

- 23 Maret 2022, 15:30 WIB
Para Kades di Sumedang, Sumedang mengikuti kegiatan pesantren kilat (Sanlat) di Pondok Pesantren Internasional As Syifa Walmahmudiyah, Desa Haurgombong, Kecamatan Pamulihan, Sumedang.
Para Kades di Sumedang, Sumedang mengikuti kegiatan pesantren kilat (Sanlat) di Pondok Pesantren Internasional As Syifa Walmahmudiyah, Desa Haurgombong, Kecamatan Pamulihan, Sumedang. /kabar-priangan.com/DOK Pemda Sumedang /

KABAR PRIANGAN - Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang, melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), kini sedang menyelenggarakan kegiatan pesantren kilat (Sanlat) bagi para kepala desa (Kades), di Pondok Pesantren Internasional As Syifa Walmahmudiyah, Desa Haurgombong, Kecamatan Pamulihan, Sumedang.

Kegiatan Sanlat Kades di Sumedang yang dimulai sejak Senin, 21 Maret 2022 tersebut, belakangan sempat menuai polemik di kalangan masyarakat, termasuk dari para Kades selaku peserta Sanlat.

Pasalnya, biaya yang harus dikeluarkan untuk kegiatan Sanlat Kades di Sumedang nilai sangat fantastis, yakni sebesar Rp 2,5 juta. Padahal, kegiatan Sanlat Kades tersebut, hanya dilaksanakan selama 2 hari satu malam.

Baca Juga: Para Kepala Desa di Sumedang Hadir di ‘Bengkel Akhlaq’ As-Syifa Wal Mahmudiyyah. Ini Kata Bupati Dony

Sebagaimana diketahui, kegiatan Sanlat itu sendiri diikuti oleh sekitar 270 orang Kades. Bila per Kades biayanya sebesar Rp 2,5 juta, maka total anggaran keseluruhan untuk kegiatan Sanlat Kades di Sumedang ini, nilainya bisa mencapai Rp 675 juta.

Dimintai tanggapan mengenai hal tersebut, salah seorang Kades peserta Sanlat, ternyata mengaku puas dengan kegiatan Sanlat tersebut.

"Jujur, saya pribadi awalnya merasa kemahalan. Soalnya, kegiatan pesantren yang hanya dua hari biayanya bisa sampai Rp 2,5 juta," kata Kades Ciuyah Kecamatan Cisarua, Suharja, melalui sambungan telepon whatsApp, Rabu, 23 Maret 2022.

Baca Juga: Para Kades di Sumedang Ikuti Pesantren Kilat Selama Dua Hari

Namun setelah dirinya datang dan mengikuti kegiatan Sanlat, kata Suharja, kecurigaan itu tiba-tiba saja langsung hilang. Sebab faktanya, fasilitas yang disediakan pihak Ponpes bagi peserta Sanlat, ternyata sangat memuaskan.

"Awalnya, bayangan kami pesantren itu kan tidurnya kaya di kobong-kobong. Jadi mikirnya, biaya segitu kemahalan. Namun pas sampai di sana, ternyata fasilitas tempat tidurnya juga seperti di kamar hotel bintang tiga, jadi wajar kalau biayanya mahal juga," ujar Suharja.

Halaman:

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x