Dengan kata lain, dari total Rp 2,5 juta biaya Sanlat tersebut, sebanyak Rp 1,6 juta diantaranya dipergunakan untuk biaya penginapan sekelas hotel bintang 3, biaya pembelian jaket, tas, block note.
Biaya lainnya, kata dia, yaitu pembelian sandal, pulpen, kaos, buku, dan biaya makan sebanyak 7 kali, termasuk untuk biaya outbound, snack, kopi, fasilitas internet, dan piagam.
"Perlu kami jelaskan, kegiatan Sanlat ini sebenarnya bukan 2 hari, tetapi 3 hari. Dimana 2 hari acaranya dilakukan pada waktu Sanlat, sedangkan 1 harinya lagi, akan dilaksanakan nanti setelah lebaran," ujar Endang.
Soalnya, sambung Endang, setelah lebaran Idul Fitri nanti, pihak Ponpes akan mengadakan evaluasi hasil Sanlat bagi Kades berikut Ketua PKK Desa.
Karena selain Kades, Ketua PKK desanya juga diikutsertakan pada kegiatan Sanlat, walaupun hanya beberapa jam saja.
"Untuk kegiatan evaluasi yang akan dilaksanakan setelah lebaran juga, biayanya dari yang Rp 2,5 juta itu juga. Jadi tidak akan ada biaya lagi," tutur Endang.
Endang juga menyebutkan, pihak Ponpes As Syifa sendiri, sebenarnya tidak begitu berharap menjadi penyelenggara Sanlat, bahkan sempat mau membatalkan karena khawatir dianggap memberatkan peserta.
Namun, karena pihak Pemda Kabupaten Sumedang tetap ingin melaksanakan Sanlat Kades di Ponpes As Syifa, akhirnya mau tidak mau acara tersebut pun dilaksanakan walaupun persiapannya mendadak.