"Jadi hasil sidang isbat itu yang biasanya dijadikan acuan seluruh umat Muslim di Indonesia untuk menentukan awal Ramadan maupun akhir Ramadan," ucap Amin.
Diharapkan saat pelaksanaan rukyatul hilal, cuaca mendukung sehingga ketinggian hilal bisa terlihat dengan jelas. "Makanya diperlukan juga alat yang lebih moderen sehingga dalam kondisi berawan sekalipun alat tersebut bisa mendeteksi ketinggian hilal," ujarnya.
Bahkan untuk Ramadan tahun ini, diperkirakan ormas Islam seperti NU, Muhammadiah, Persis dan yang lainnya akan sama dalam penentuan awal Ramadan.
"Dalam perspektif secara fikih perbedaan itu sah, namun dalam situasi saat ini dimana terjadi ujian dimana mana kita berharap penentuan awal Ramadan itu sama sehingga dengan kebersamaan itu umat Islam terlihat lebih indah," ujar Amin.
"1 Ramadan bareng, 1 Syawal-nya juga bareng, takbiran bareng, mudik bareng, bersilaturahmi juga bareng sehingga kebersamaan umat Muslim terlihat lebih indah. Dan itu yang selalu kita inginkan dan ditunggu oleh umat Muslim Indonesia," katanya menambahkan.
Baca Juga: Menara Kujang Sapasang di Waduk Jatigede Sumedang, Bisa Lebih Hebat dari GWK Bali
Pada pelaksanaan ibadah Ramadan taun ini ujar Amin, berdasarkan Surat Edaran (SE) Nomor 151/edi.007/2022 tertanggal 25 Maret 2022, Wali Kota Tasikmalaya sudah mengirimkan SE kepada berbagai pihak.
Termasuk seluruh dewan kemakmuran masjid (DKM) di Kota Tasikmalaya berkenaan pelaksanaan ibadah pada Bulan Ramadan.
"Dalam SE tersebut sesuai harapan umat, pada pelaksanaan ibadah Ramadan tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya pada saat pandemi Covid 19," kata Amin.