"Dalam skala besarnya ritual tradisional ini menjadi khazanah budaya di Waduk Jatigede, targetnya ya bisa jadi peluang wisata," ucapnya.
Ritual tersebut kata dia, diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat. Antusiasme masyarakat mengikuti ritual tradisional itu menandakan budaya lokal belum hilang.
"Meskipun kegiatannya swadaya, Alhamdulillah masyarakat antusias. Dan akan dijadikan agenda rutin," katanya.
Baca Juga: Menara Kujang Sapasang di Waduk Jatigede Sumedang, Bisa Lebih Hebat dari GWK Bali
Selain ritual mandi bareng di Waduk Jatigede, masyarakat mengawali ritual menyambut puasa itu dengan terlebih dahulu bersama-sama membersihkan makam keluarga dan makam keramat leluhur yang ada di wilayah Mekarasih.
Kemudian melakukan makan nasi tumpeng bersama yang disajikan dengan alas daun jati di areal makam keramat.
"Selanjutnya untuk ibu-ibu mandi di pancuran dan sebagian mandi di Waduk Jatigede," ujar Sihabudin.***