Sampah Plastik di Sungai Ciwulan Memprihatinkan, Produsen Kemasan Sachet Harus Bertanggung Jawab

- 3 April 2022, 20:21 WIB
Seorang peneliti mengecek kualitas Air Sungai Citanduy Kota Tasikmalaya, baru-baru ini. Produsen besar seperti Unilever, Indofood, dan Wings, harus ikut bertanggungjawab atas sampah yang mengotori Sungai Ciwulan.*
Seorang peneliti mengecek kualitas Air Sungai Citanduy Kota Tasikmalaya, baru-baru ini. Produsen besar seperti Unilever, Indofood, dan Wings, harus ikut bertanggungjawab atas sampah yang mengotori Sungai Ciwulan.* /Kabar-Priangan.com/Istimewa

Dikatakan Amiruddin, mikroplastik mengancam kesehatan manusia karena masuk kategori senyawa penganggu hormon. Dalam proses pembuatan plastik ada banyak bahan kimia sintetis tambahan dan sifat mikroplastik yang hidrofob atau mudah mengikat polutan dalam air.

"Mikroplastik yang masuk dalam air akan mengikat polutan di air seperti logam berat, pestisida, detergen dan bakteri patogen. Jika mikroplastik tertelan manusia melalui ikan, kerang dan air, bahan polutan beracun berpindah ke tubuh manusia menyebabkan gangguan hormon," ujarnya.

Baca Juga: Mewakili Wilayah Priangan Timur, Bupati Garut Hadiri Pamitan Danrem 062 Tarumanagara

Untuk itu, kata Prigi, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya harus mengendalikan timbulan sampah di Ciwulan dengan membuat regulasi larangan penggunaan plastik sekali pakai seperti styrofoam, tas keresek, sedotan, botol plastik, sachet dan popok.

"Industri harus me-redesign bungkus yang mereka gunakan agar bisa dipakai berulang kali atau menyediakan depo-depo refill dan mereka harus ikut mengelola sampah bungkus yang kini membanjiri Sungai Ciwulan" kata Prigi.

Ditambahkannya, timbulan sampah ilegal yang ada di tepian Sungai Ciwulan sebagian besar berupa sampah-sampah packaging makanan dan personal care.

Baca Juga: Angin Puting Beliung Terjang Perkotaan Garut, Ratusan Rumah Terdampak

Dari kegiatan audit merek di tiga lokasi ditemukan 10 merek kebutuhan sehari-hari yang paling sering ditemukan adalah dari produk Unilever, Indofood, Wings Group, Unicharm (Popok Mamypoko), Nestle, Ultra Jaya (Teh Kotak), Mayora, Cimory, GooN, Santos Jaya (Kapal Api).

"Sampah plastik paling banyak yang kami temukan adalah 70 persen sampah-sampah tak bermerk jenis styrofoam, tas keresek, sedotan dan 30 persen sampah bermerk yang banyak digunakan masyarakat seperti Pepsodent, So Klin, Indomie dan Kapal Api," ucap Prigi.

Sementara itu pegiat lingkungan dan kader konservasi dari Republik Aer Tasikmalaya Anton Goro mendampingi Presiden Republik Aer Tasikmalaya Harniwan Obech mengungkapkan kondisi Sungai Ciwulan saat ini sangat memprihatinkan.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah