“Mudah-mudahan mah saat siklus yang 60 tahunan itu, energi yang dikeluarkan Sang Raksasa tak sebesar saat erupsi tahun 1982 atau tahun sebelumnya,"ucap Adit.
Hanya saja melihat kondisi saat ini, Adit memprediksikan jika Galunggung betul-betul erupsi bakal terjadi bencana dahsyat.
Baca Juga: Penarik Becak di Kota Tasikmalaya Mendadak Meninggal saat Mengayuh
Hal itu dilihat dari air kawah yang melimpah yang berpotensi menjadi lahar panas jika terjadi erupsi.
Alasan lainnya, kondisi Sungai Cibanjaran dan Cikunir yang merupakan tempat aliran lava Gunung Galungung, saat ini kondisinya memprihatinkan dengan sendimen lumpur yang tebal sehingga sungai menjadi dangkal.
Adit kembali menjelaskan, untuk memantau aktivitas Gunung Galunggung sekaligus memberi jaminan rasa aman masyarakat, dirinya bersama staf Pos Pengamatan Gunung Galunggung siang malam "mencrongan" alat pendeteksi aktivitas gunung.
Baca Juga: Kejar-kejaran Mobil Polisi dengan Pengendara Avanza Pencuri Domba Berakhir dengan Letusan Tembakan
Bahkan dalam satu bulan sekali, pihaknya rutin memeriksa kondisi alat tersebut.
"Selain di kantor, kami pun pasang alat alat pendeteksi aktivitas gunung berupa seismometer yang dipasang di lima titik, yakni Hutan Pasir Bentang Sukaratu, Pasir Malang Cisayong, Malaganti Sariwangi dan Parentas Kecamatan Cigalontang,” katanya.
“Kami berharap dan sangat meminta kepada warga yang tinggal di sekitar titik alat tadi untuk tidak menganggunya. Bahkan sebaliknya dipelihara dan segera laporkan kepada kami jika terjadi masalah pada alat itu," tambahnya.