KABAR PRIANGAN - Gelombang protes terhadap proyek penataan kawasan HZ Mustofa dan Cihideung yang dituding tak dilakukan dengan perencanaan yang matang datang dari berbagai komponen masyarakat.
Protes atas proyek penataan kawasan HZ Mustofa dan Cihideung ini tak hanya dilakukan oleh PKL, juru parkir dan pemilik toko yang terkena imbas oleh adanya proyek tersebut, tetapi datang juga dari akademisi, mahasiswa, serta ormas.
Mereka menilai bahwa proses penataan kawasan HZ Mustofa dan Cihideung tak direncanakan dengan matang.
Buktinya, ketika proyek itu mulai dilaksanakan, pihak-pihak yang terkena imbas bereaksi. Hal ini pun diperparah dengan adanya saling lempar tanggungjawab antar dinas, semakin memperlihatkan tak ada satu komando di tubuh pemerintah Kota Tasikmalaya.
Menanggapi gelombang protes dari berbagai komponen masyarakat, termasuk pedagang dan pemilik toko yang panik karena dengan penataan kawasan Cihideung ini akses kendaraan akan ditutup, Sekda Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan pun memberikan penjelasan.
Ivan Dicksan mengatakan untuk ke Jalan Cihideung akan tetap ada akses kendaraan khususnya untuk penghuni maupun kepentingan darurat lainnya.
"Jadi tidak sama sekali ditutup total, walaupun kawasan Cihideng kita dorong menjadi kawasan pedestrian, bukan sama sekali tidak bisa dilewati kendaraan," ujar Ivan.