KABAR PRIANGAN - Dampak melambungnya harga kacang kedelai yang kini menembus Rp 13.000 per kg, mulai dirasakan para pengrajin tahu dan tempe di Kota Tasikmalaya. Kenaikan harga kacang kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe tersebut,
membuat para pengrajin tahu dan tempe di Kota Tasikmalaya kelimpungan. Usaha mereka kian terpuruk.
Kondisi tersebut seolah peribahasa "Sudah jatuh tertimpa tangga pula". Soalnya, menurut para pengrajin tahu dan tempe, usaha mereka masih terdampak dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) yang mengakibatkan biaya operasional usaha mereka juga membengkak.
Bahkan, atas tingginya harga kedelai dan biaya produksi akibat kenaikan harga BBM itu, ratusan pengrajin tahu dan tempe di Kota Tasikmalaya terancam berhenti produksi alias tiarap khususnya pengrajin dengan skala kecil.
Aep Saepudin (47), salah satu pengrajin tahu di Kampung Nagrog Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, mengatakan, saat ini pengrajin merasa berat dengan mahalnya harga kedelai impor yang terjadi sejak beberapa minggu terakhir.
Bahkan, kata dia, kenaikan bahan baku tahu tersebut telah mencapai 20 persen dari harga normal.
"Awal tahun lalu kami dibingungkan dengan naiknya harga kedelai dari sebelumnya Rp 9.000 per kg, naik menjadi Rp 11.000 per kg. Sekarang sudah naik lagi menjadi Rp 13.000 per kg, bahkan yang super menjadi Rp 13.500 per kg,," kata Aep, Jumat 30 September 2022.