Biasanya, lanjut Yayah, dari setiap satu jirangan tahu dirinya mendapat keuntungan antara Rp 50.000 hingga Rp 60.000. Namun akibat pembelian kedelai tinggi keuntungan tersebut sudah lama hilang. "Bahkan kami nombokan," katanya.
Atas kondisi tersebut, ujar dia, sebagai pengusaha tahu rumahan untuk sementara tidak memproduksi tahu lagi. "Ya kalau yang didapatkan rugi, buat apa bikin juga, Pak," ujar Yayah.
Diwawancara terpisah, Jajang (34) pengrajin tempe di Jalan Ampera Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya mengakui hal yang sama. Menurut Jajang, akibat harga kedelai yang melambung, penghasilan dari pembuatan tempe menipis bahkan cenderung rugi.
Baca Juga: Viral! Resep Sandwich Buah ala Jepang yang Lezat dan Mudah Hanya dengan 3 Bahan
"Kemarin waktu harga kedelai masih Rp 11.000 per kg, ya masih adalah sedikit untung. Tapi setelah harganya mencapai Rp 13.000 per kg, ya kami rugi," ujarnya.
Sebelumnya Pengurus Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Tasikmalaya Agus Munajat (52) membenarkan tingginya harga kacang kedelai saat ini merupakan harga tertinggi dibanding sebelumnya.
Bahkan menurut Agus, sejak berdirinya Kopti di Kota Tasikmalaya, baru kali ini harga kacang kedelai menyentuh angka Rp 13.000 per kg. "Ya yang saya tahu, sejak Kopti Kota Tasikmalaya berdiri baru kali ini harga kacang kedelai menyentuh Rp 13.000 per kg," ujarnya.
Agus berharap, dalam kondisi tingginya harga kacang kedelai saat ini pemerintah jangan tinggal diam. Tetapi ada langkah-langkah strategis yang bisa membantu para pengrajin keluar dari keterpurukan.